Jumat, 06 Desember 2024

farmakope 132

 


dengan 

rentang 2°. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang     

650 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, dan 

larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial LP. 

Tambahkan kristal violet LP, dan titrasi dengan asam 

perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml asam perklorat 0,1N  

setara dengan 17,20 mg C6H6BrN 

 

p-Bromoanilin LP Tambahkan 8 g p-bromoanilin P ke 

dalam campuran 380 ml asam asetat glasial P jenuh 

tiourea P, 10 ml larutan natrium klorida P (1 dalam 5),  

5 ml larutan asam oksalat P (1 dalam 20), dan 5 ml 

larutan natrium fosfat dibasa P (1 dalam 10) dalam botol 

kaca aktinik rendah. Campur dan biarkan semalam, 

sebelum dipakai . Lindungi dari cahaya dan pakailah  

sebelum 7 hari. 

 

Brusin sulfat P (C23H26N2O4)2.H2SO4.7H2O; BM 

1013,11; [5787-00-8]; murni pereaksi. 

 

1-Butanol P pakailah  butil alkohol P. 

 

2-Butanol P pakailah  butil alkohol sekunder P. 

 

Butan-2-on P Etil metil keton, Metil etil keton P; 

CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3]; murni pereaksi. 

     

Butil alkohol P 1-butanol P; Butil alkohol normal P; 

CH3(CH2)2CH2OH; BM 74,12; [71-36-3]; murni 

pereaksi. 

 

Butil alkohol normal P pakailah  butil alkohol P. 

 

Butil alkohol sekunder P 2-Butanol P; 

CH3CH2CH(OH)CH3; BM 74,12; [78-92-2]; pakailah  

isobutil alkohol P; murni pereaksi. 

 

Butil alkohol tersier P Butanol tersier P; (CH3)3COH; 

BM 74,12; [75-65-0]; murni pereaksi. 

     

n-Butilamin P CH3CH2CH2CH2NH2; BM 73,14; [109-

73-9]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna sampai  kuning pucat; 

mudah terbakar. 

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol 

dan dengan eter. 

    Bobot jenis Lebih kurang 0,740. 

    Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak kurang dari 

95% terdestilasi antara 76° dan 78°. 

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan 

penetapan dengan cara Titrimetri. 

    Klorida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan 

seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai  1 g zat 

(1,5 ml). 


 

    Cemaran asam Pada 50 ml tambahkan 5 tetes larutan 

jenuh azo violet P dalam benzen P, titrasi cepat dengan 

natrium metoksida 0,1 N LV sampai  terjadi warna biru 

tua. pakailah  nitrogen agar tidak menyerap karbon 

dioksida dari udara: diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml 

natrium metoksida 0,1 N untuk netralisasi. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 

 

Butil asetat normal P CH3COO(CH2)3CH2; BM 

116,16; [123-86-4]; murni pereaksi.  

     

Butil-eter P n-Dibutil Eter P; C8H18O; BM 130,23; 

[142-96-1]; murni pereaksi. 

 

Butil hidroksianisol P pakailah  Butil hidroksianisol 

seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Butil hidroksitoluen P pakailah  Butil hidroksi-toluen 

seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita  V. 

 

n-Butil klorida P 1-Klorobutana P; C4H9Cl; BM 92,57; 

[109-69-3]; pakailah  pelarut mutu KCKT. 

    Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak 

berwarna [Peringatan Sangat mudah terbakar.] 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; bercampur 

dengan etanol dan eter. 

     

Cairan lambung buatan LP Larutkan 2,0 g natrium 

klorida P dan 3,2 g pepsin P dalam 7,0 ml asam klorida 

P dan air sampai  1000 ml. pH larutan lebih kurang 1,2. 

 

Cairan usus buatan  LP Larutkan 6,8 g kalium fosfat 

monobasa P dalam 250 ml air, campur dan tambahkan 

77 ml natrium hidroksida 0,2 N dan 500 ml air. 

Tambahkan 10,0 g pankreatin P, campur dan atur pH 

sampai  6,8±0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 

0,2 N atau asam klorida 0,2 N. Encerkan dengan air 

sampai  1000 ml. 

 

Dapar amonia pH 10,0 Larutkan 5,4 g amonium 

klorida P dalam 70 ml amonium hidroksida 5 M, dan 

encerkan dengan air sampai  100 ml. 

 

Dapar amonia pH 10,9 Larutkan 6,75 g amonium 

klorida P dalam amonium hidroksida P sampai  100 ml. 

 

Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 LP Larutkan 

67,5 g amonium klorida P dalam air, tambahkan 570 ml 

amonium hidroksida P, dan encerkan dengan air sampai  

1000 ml. 

 

Dapar asam asetat-amonium asetat LP Larutkan 77,1 

g amonium asetat P dalam air, tambahkan 57 ml asam 

asetat glasial P dan encerkan dengan air sampai  1000 

ml. 

 

Dapar asetat pH 2,45 LP Campur 200 ml asam klorida 

1 N dengan 200 ml natrium asetat 1 N dan encerkan 

dengan air sampai  1000 ml. Segera sebelum dipakai  

atur pH sampai  2,45 dengan penambahan asam klorida  

1 N atau natrium asetat 1 N. 

 

Dapar asetat pH 3,5 LP Larutkan 25 g amonium asetat 

P dalam 25 ml air, tambahkan 38 ml asam klorida 7 N. 

Atur pH sampai  3,5 dengan penambahan asam klorida    

2 N atau amonium hidroksida 5 N dan encerkan dengan 

air sampai  100 ml. 

 

Dapar asetat pH 3,7 Larutkan 10 g natrium asetat 

anhidrat P dalam 300 ml air. Atur pH sampai  3,7 dengan 

penambahan asam asetat glasial P atau natrium asetat 

anhidrat P sebelum dipakai . 

 

Dapar asetat pH 4,4 Larutkan 136 g natrium asetat P 

dan 77 g amonium asetat P dalam air, encerkan dengan 

air sampai  1000 ml. Tambahkan 250 ml asam asetat 

glasial P dan campur. 

 

Dapar asetat pH 4,6 Larutkan 5,4 g natrium asetat P 

dalam 50 ml air, atur pH sampai  4,6 dengan penambahan 

asam asetat glasial P dan campur. 

 

Dapar barbital pH 8,6 Pada 129 ml asam klorida  0,1 N, 

tambahkan barbital natrium 0,1 M sampai  1000 ml. 

 

Dapar borat pH 8,0 Pada 50 ml larutan yang 

mengandung 618,9 mg asam borat P dan 745,6 mg 

kalium klorida P, tambahkan 3,97 ml natrium hidroksida 

0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai  200 ml.  

 

Dapar borat pH 9,0 Pada 50 ml larutan yang 

mengandung 618,9 mg asam borat P dan 745,6 mg 

kalium klorida P tambahkan 21,30 ml natrium 

hidroksida 0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai  200 

ml.  

 

Dapar dietanolamin pH 10,0 Larutkan 96,4 g 

dietanolamin P dalam air sampai  400 ml. Tambahkan  

0,5 ml larutan magnesium klorida P 18,6%, atur pH 

sampai  10,0 dengan penambahan asam klorida 1 N dan 

encerkan dengan air sampai  500 ml. 

 

Dapar fosfat pH 6,4 Campurkan 50 ml kalium fosfat 

monobasa 0,2 M dengan 12,60 ml natrium hidroksida 

0,2 N LV, dan encerkan dengan air sampai  200 ml. 

 

Dapar fosfat pH 7,6 Campurkan 50 ml kalium fosfat 

monobasa 0,2 M dengan 42,80 ml natrium hidroksida 

0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai  200 ml. 

 

Dapar fosfat campuran pH 4,0 Larutkan 5,04 g 

natrium fosfat dibasa dodekahidrat P dan 3,01 g kalium 

fosfat monobasa P dalam air secukupnya sampai  1000 

ml dan atur pH sampai  4,0 dengan penambahan asam 

asetat glasial P. 

 

Dapar fosfat campuran pH 7,0 mengandung azida Ke 

dalam 1000 ml larutan yang mengandung natrium fosfat 

dibasa dodekahidrat P 1,8% dan natrium klorida P 


 

 

2,3%, tambahkan larutan natrium fosfat monobasa 

dihidrat P 0,78%  dan larutan natrium klorida P 2,3% 

secukupnya (lebih kurang 280 ml) sampai  pH 7,0. 

Larutkan beberapa  natrium azida P sampai  kadar 0,02%. 

 

Dapar fosfat campuran 0,1 M pH 8,0 Larutkan 136,1 g 

kalium dihidrogen fosfat P dalam air dan atur pH sampai  

8,0 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N, 

encerkan dengan air sampai  1000 ml.  

 

Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87,0 ml larutan 

dinatrium hidrogen fosfat P 7,15 % dengan 13,0 ml 

larutan asam sitrat P  2,1%. 

 

Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Larutkan 67,1 g dinatrium 

hidrogen ortofosfat P dan 1,33 g asam sitrat P  dalam air 

sampai  100 ml.  

                                                                                                                                                                                                                         

Dapar glisin Campur 42 g natrium bikarbonat P dengan 

180 ml air dan tambahkan larutan yang mengandung 

37,5 g glisin P dan 15 ml amonium hidroksida P dalam 

180 ml air. Encerkan dengan air sampai  500 ml dan 

kocok sampai  larut sempurna. 

 

Dapar imidazol pH 6,5 Larutkan 6,81 g imidazol P, 

1,23 g magnesium sulfat P dan 0,73 g kalsium sulfat P 

dalam 752 ml asam klorida 0,1 M encerkan dengan air 

sampai  1000 ml. 

 

Dapar imidazol pH 7,3 Larutkan 3,4 g imidazol P dan 

5,8 g natrium klorida P dalam air, tambahkan 18,6 ml 

asam klorida 1 M encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

Atur pH jika perlu. 

 

Dapar tris-glisin pH 8,3 Encerkan 6 g tris 

(hidroksimetil)metilamina P dan 28,8 g glisin P dalam 

air sampai  1000 ml. Encerkan 1 bagian volume larutan 

dengan 10 bagian volume air segera sebelum dipakai . 

 

Dapar tris-klorida pH 7,5 Larutkan 7,27 g tris 

(hidroksimetil)metilamina P dan 4,97 g natrium klorida 

P dalam 950 ml air. Atur pH sampai  7,5 dengan 

penambahan asam klorida 2 M, encerkan dengan air 

sampai  1000 ml. 

 

Dapar untuk contoh 

    Tris (hidroksimetil)metilamina P     1,5 g 

    Asam klorida 1 M    12 ml 

    Urea P     96 g 

    Air secukupnya sampai                 200 ml 

 

Dekstran biru 2000 P pakailah  Biru dekstran 2000 P. 

 

Dekstrosa P pakailah  D-glukosa P. 

 

Dekstrosa anhidrat P D-Glukosa anhidrat; C6H12O6; 

BM 180,16; murni pereaksi. 

 

Deniges, pereaksi pakailah  Raksa(II) sulfat LP.  

 

3,3’-Diaminobenzidina hidroklorida P (NH2)2C6H3 

C6H3(NH2)2.4HCl; BM 360,11; [7411-49-6] 

    Pemerian Hablur bentuk jarum, putih sampai cokelat 

kekuningan (kadang-kadang ungu). 

    Kelarutan Larut dalam air. Stabil dalam pelarut 

organik namun  tidak stabil dalam pelarut air pada suhu 

ruang. 

    Zat tak larut Tidak lebih dari 1 mg (0,05%); lakukan 

penetapan dengan melarutkan 2 g zat dalam 100 ml air 

tanpa pemanasan dan segera saring. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,05%); 

lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

memakai  2 g zat. 

    Uji kesesuaian untuk penetapan selenium Larutkan 

1,633 g asam selenit P (H2SeO3) dalam air sampai  1000 

ml. Encerkan 10 ml larutan ini dengan air sampai  1000 

ml, sampai  diperoleh larutan yang mengandung 0,010 

mg per ml Se. Masukkan 1 ml larutan ke dalam gelas 

piala 100 ml, tambahkan 2 ml larutan asam format P     

(1 dalam 7) dan encerkan dengan air sampai  50 ml. 

Tambahkan 2 ml larutan 3,3’-diamino-benzidina 

hidroklorida P (1 dalam 200) dan diamkan selama 30 - 

50 menit. Atur pH antara 6 dan 7 dengan amonium 

hidroksida 6 N. Masukkan ke dalam corong pisah       

125 ml, tambahkan 10,0 ml toluen P, dan kocok kuat 

selama 30 menit: terjadi warna kuning terang dalam 

lapisan toluen. Blangko mengandung diaminobenzidina 

hidroklorida tanpa baku selenium, diperlakukan dengan 

cara yang sama: tidak terjadi warna dalam lapisan 

toluen. 

    Wadah dan penyimpanan Simpan larutan air dalam 

lemari pendingin. 

 

2,3-Diaminonaftalena P C10H10N2; BM 158,20; [771-

97-1]; murni pereaksi. 

 

Diamonium hidrogen fosfat P pakailah  amonium 

fosfat dibasa P. 

 

o-Dianisidina dihidroklorida P C14H16N2O2.2HCl; BM 

317,21. Mengandung tidak kurang dari 98% 

C14H16N2O2.2HCl. 

    Pemerian Hablur kuning pucat. 

    Kelarutan Larut dalam air. Larutan 500 mg dalam      

25 ml air: larut sempurna dan jernih. 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang      

800 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan 

dalam 100 ml air dan tambahkan 50 ml etanol P. Jika 

sudah terlarut sempurna titrasi dengan natrium 

hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara 

potensiometrik. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml natrium hidroksida 0,5 N 

 setara dengan 158,6 mg C14H16N2O2.2HCl 

 

2,6-Dibromokuinon-klorimida P 2,6-Dibromo-N-

kloro-p-benzakuinon imina; Pereaksi DBQ;             

O:C6H2Br2:NCl; BM 299,35; [537-45-1]. 

    Pemerian Serbuk hablur kuning. 

-

 

 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida encer. 

    Jarak lebur <1021> Antara 82º dan 84º.  

    Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam     

10 ml etanol P: tidak lebih keruh dari kekeruhan lemah. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,2%); lakukan 

pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

memakai  500 mg zat dengan 0,5 ml asam sulfat P. 

    Kepekaan Ke dalam 10 ml larutan dalam air yang 

mengandung 0,01 mg fenol P tambahkan 0,3 ml dapar 

natrium borat (dibuat dengan melarutkan 2,84 g hablur 

natrium borat P dalam 90 ml air hangat, tambahkan      

8,2 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air 

sampai  100 ml) dan 0,1 ml larutan 10 mg zat dalam      

20 ml etanol P: terjadi warna biru terang dalam waktu 

10 menit. 

 

n-Dibutil eter P Butil eter; C8H18O; BM 130,23; [142-

96-1]; murni pereaksi. 

     

Dibutil ftalat P C16H22O4; BM 278,34; [84-74-2];  

Mengandung tidak kurang dari 98% C16H22O4. 

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,491 dan 1,493; lakukan 

penetapan pada suhu 20º. 

    Kandungan asam Tidak lebih dari 0,02%. Timbang 

saksama lebih kurang 10 g zat dan larutkan dalam 100 

ml campuran etanol P-eter P (1:1). Tambahkan 

fenolftalein LP dan titrasi segera dengan kalium 

hidroksida-etanol 0,05 N LV. 

 

Tiap ml kalium hidroksida-etanol 0,05 N 

setara dengan 4,15 mg asam ftalat 

 

    Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g 

zat dalam labu yang sesuai, tambahkan 25,0 ml natrium 

hidroksida 1 N dan 30 ml isopropanol P, campur. 

Digesti campuran pada suhu mendekati mendidih selama 

30 menit, lalu  dinginkan dalam tangas air sampai  

suhu ruang. Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi 

dengan asam sulfat 1 N LV sampai  warna merah muda 

hilang. Lakukan penetapan blangko. 

 

Tiap ml asam sulfat 1 N  

setara dengan 139,2 mg C16H22O4 

 

Dietanolamina P C4H11NO2; BM 105,1; [111-42-2] 

murni pereaksi. 

    Pemerian Cairan kental tidak berwarna atau sedikit 

kuning atau hablur yang mudah meleleh atau larut, suhu 

lebur lebih kurang 28º. 

    Bobot per ml Lebih kurang 1,09. 

    pH <1071> pH larutan 5% antara 10,0 dan 11,5. 

 

Dietilamina P (C2H5)2NH; BM 73,14; [109-89-7]. 

Mengandung tidak kurang dari 99,0% (C2H5)2NH; murni 

pereaksi. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna; mudah terbakar; 

alkali kuat. Dapat mengiritasi kulit dan selaput mukosa. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 

N,N-Dietilanilina P C6H5N(C2H5)2; BM 149,23; [91-66-7]. 

    Pemerian Cairan kuning muda sampai merah tua. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,5405 dan 1,5425; 

lakukan penetapan pada suhu 20º. 

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Suntikkan beberapa  zat uji (lebih kurang 0,2 l) 

ke dalam kromatograf dilengkapi dengan detektor 

ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,8 m 

berisi bahan pengisi 20% tahap  diam G16 dengan partikel 

penyangga S1A. pakailah  helium P sebagai gas 

pembawa, laju alir lebih kurang 40 ml per menit. 

Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-

masing pada 250º, 310º dan 140º. dan naikkan suhu 

kolom 6º per menit sampai  200º. Luas puncak N,N-

dietilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 4,9 menit 

tidak kurang dari 99% dari luas total puncak. 

 

Dietil eter P pakailah  etil eter P. 

  

Dietil eter anhidrat P pakailah  etil eter anhidrat P. 

 

Difenilamina P (C6H5)2NH; BM 169,23; [122-39-4]; 

murni pereaksi. 

 

Difenilamin LP Larutkan 1,0 g difenilamina P dalam 

100 ml asam sulfat P. Larutan harus tidak berwarna. 

 

Difenil eter P Fenil eter P; (C6H5)2O; BM 170,21; [101-

84-8]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam asam 

asetat glasial dan dalam sebagian besar pelarut organik. 

    Jarak lebur <1021> Antara 26º dan 28º. 

    Titik didih Lebih kurang 259º. 

 

Difenilkarbazida P 1,5-Difenilkarbohidrazida; 

(C6H5NHNH)2CO; BM 242,28; [140-22-7]; murni 

pereaksi. 

 

Difenilkarbazida LP Larutkan 0,2 g difenilkarbazida P 

dalam 10 ml asam asetat glasial P dan encerkan dengan 

etanol mutlak P sampai  100 ml.   

 

Difenilkarbazon P Senyawa difenilkarbazon dengan s-

difenilkarbazida (1:1); C6H5NHNHCON:NC6H5. 

C6H5NHNHCONHNHC6H5; BM 482,54; [538-62-5]; 

murni pereaksi. 

 

Difenilkarbazon LP Larutkan 1,0 g hablur difenil-

karbazon P dalam 75 ml etanol P, lalu  tambahkan 

etanol P sampai  100 ml. 

    Wadah dan Penyimpanan Dalam botol berwarna 

cokelat. 

 

Digesti pankreatin kasein P Tripton P; suatu pepton 

bakteriologi. 

    Pemerian Serbuk kuning keabu-abuan, bau khas, 

namun  tidak busuk. 

 

 

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam 

etanol dan eter.  

    Kasein yang dipakai  untuk digesti harus memenuhi 

spesifikasi berikut: 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2,5%. 

    Susut pengeringan  Tidak lebih dari 8%. 

    Asam bebas (sebagai asam laktat) Tidak lebih dari 

0,25%. 

    Lemak Tidak lebih dari 0,5%. 

    Gula mereduksi Tidak lebih dari sesepora 

    Kehalusan Semua dapat melawati ayakan 20 mesh 

    Derajat peruraian Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air. 

    a) Tuangkan 1 ml larutan hasil urai dengan 0,5 ml 

larutan yang terdiri dari 1 ml asam asetat glasial P 

dalam 10 ml etanol encer P: tidak terbentuk cincin atau 

endapan pada bidang batas dan bila dikocok tidak terjadi 

kekeruhan (ini menampilkan  tidak ada kasein yang tidak 

terurai). 

    b) Campur 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml larutan 

jenuh zink sulfat P: terbentuk sedikit endapan 

(menampilkan  adanya proteose). Saring dan ambil filtrat. 

    c) Pada 1 ml filtrat dari uji terdahulu tambahkan 3 ml 

air dan 1 tetes air brom LP: terjadi warna merah ungu, 

menyatakan adanya triptofan. 

    Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 10,0%; 

lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

dengan cara Kjeldahl, memakai  zat yang telah 

dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap. 

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%; 

lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai bobot tetap. 

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 15%; lakukan 

penetapan memakai  500 mg zat dan 1 ml asam 

sulfat P. 

    Nitrit Pada 5 ml larutan digesti (1 dalam 50) 

tambahkan 0,5 ml sulfanil- -naftilamina LP campurkan, 

dan diamkan selama 15 menit: tidak terjadi warna merah 

muda atau merah. 

    Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air. 

Ratakan 0,01 ml pada lempeng kaca 1 cm2. Warnai 

dengan pewarna Gram. Amati di bawah mikroskop 

dengan lensa minyak imersi. Tidak lebih dari 50 

mikroorganisme jumlah atau kelompok tampak pada 10 

pengamatan berturut-turut. 

    Uji bakteriologi Larutan hasil uji memenuhi uji bahan 

nutrisi bakteri berikut.  

Buat media dengan komposisi sebagai berikut: 

    (a) larutan hasil urai 2% dalam air 

    (b) larutan hasil urai 0,1% dalam air 

    (c) larutan hasil urai 1%, natrium klorida P 0,5%, 

dekstrosa P 0,5% dalam air 

    (d) larutan hasil urai 1% dalam air 

    (e) larutan hasil urai 2%, natrium klorida P 0,5% agar 

P 1,5% dalam air. 

    Atur semua media sampai  pH 7,2 sampai 7,4. 

    Bebas dari karbohidrat yang dapat difermentasi Pada 

media (a) tambahkan fenolftalein LP secukupnya sampai 

warna cukup jelas, masukkan ke dalam tabung 

fermentasi Durham dan masukkan ke dalam otoklaf. 

Inokulasi dengan biakan Escherichia coli, berumur      

24 jam, inkubasi selama 48 jam: tidak terjadi asam atau 

hanya sesepora dan tidak terbentuk gas selama inkubasi. 

    Pembentukan indol Inokulasikan 5 ml media            

(b) dengan Escherichia coli, inkubasi selama 24 jam dan 

tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-

dimetilaminobenzaldehida LP terjadi warna merah muda 

atau merah terang yang larut dalam kloroform P. 

    Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasikan 5 ml 

media (c) dengan Aerobacter aerogenes inkubasikan 

selama 24 jam. Lakukan penetapan dengan 

menambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 

10) ke dalam biakan dengan volume sama, kocok, 

biarkan pada suhu ruang selama beberapa jam: terjadi 

warna merah muda menampilkan  adanya asetil 

metilkarbinol. 

    Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan 5 ml 

media (d) dengan Salmonella typhosa. Letakkan kertas 

timbal asetat P antara sumbat kapas dan mulut tabung 

sampai  tergantung dengan ujung lebih kurang 5 cm dari 

permukaan biakan. Inkubasikan selama 24 jam: bagian 

bawah dari kertas timbal asetat terjadi warna hitam 

kecokelatan (timbal sulfida).     

    Zat penunjang pertumbuhan Media pada penetapan di 

atas menunjang pertumbuhan Escherichia coli, 

Aerobacter aerogenes dan Salmonella typhosa. Pada 

media (e) inokulasikan secara tusukan dengan Brucella 

abortus, sesudah  diinkubasi selama 48 jam menampilkan  

pertumbuhan yang baik pada sepanjang penusukkan. 

Pada media miring (e) inokulasikan Escherichia coli, 

Aerobacter aerogenes, Salmonella typhosa, 

Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus dan 

Staphylococcus albus, menampilkan  pertumbuhan yang 

khas sesudah  inkubasi selama 24 jam. Pada media (e) 

tambahkan darah biri-biri atau darah kelinci 5%, sesudah  

diinokulasi tuangkan ke dalam cawan Petri akan 

menampilkan  bidang alfa atau beta di sekeliling koloni 

Pneumococcus dan Streptococcus beta hemolitik (grup 

serologi A dan B), dapat dilihat sesudah  inkubasi selama 

24 jam dan lebih nyata sesudah  48 jam. Media (e) 

ditambah dengan 10% darah dan dipanaskan sampai  

suhu 80º sampai  90º sampai darah berubah warna 

menjadi cokelat akan menampilkan  pertumbuhan 

gonococcus dalam waktu 48 jam, bila diinkubasi dalam 

udara yang mengandung 10% karbon dioksida. 

 

Digesti papaik tepung kedelai P Zat nutrisi mudah 

larut yang diperoleh dari reaksi enzim papain pada 

tepung kedelai yang dimurnikan dan dipekatkan. 

Memenuhi spesifikasi yang tertera pada Digesti 

pankreatik kasein P; kecuali yang berhubungan dengan 

kandungan nitrogen dan menampilkan  beberapa  gula 

mereduksi. Mengandung karbohidrat yang dapat 

difermentasi dan menampilkan  reaksi positif indol, 

asetilmetilkarbinol dan sulfida pada inokulasi dan 

inkubasi dengan organisme yang ditentukan. 

    Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 8,5%; lakukan 

penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, dengan 

metode Kjeldahl terhadap zat yang telah dikeringkan 

pada suhu 105º sampai bobot tetap. 

 

 

 

Digesti peptik jaringan hewan P Suatu pepton 

bakteriologi. 

    Pemerian Serbuk, cokelat; bau khas, namun  tidak 

busuk. 

    Kelarutan Larut dalam air, tidak larut dalam etanol 

dan dalam eter. Larutan (2 dalam 100) yang telah 

diotoklaf: jernih dan bereaksi netral atau hampir netral. 

    Derajat peruraian Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air 

pakailah  untuk penetapan berikut: 

    (a) Tambahkan 0,5 ml larutan campuran asam asetat 

glasial P-etanol encer P (1 dalam 10) ke atas 1 ml 

larutan hasil urai: tidak terbentuk cincin atau endapan 

pada batas kedua larutan, sesudah  dikocok tidak terbentuk 

kekeruhan, menampilkan  semua protein telah terurai. 

    (b) Campuran 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml 

larutan jenuh zink sulfat P: terbentuk sedikit endapan 

menampilkan  adanya beberapa  proteose. Saring filtrat. 

    (c) Pada 1 ml filtrat di atas tambahkan 1 tetes brom 

LP: warna kuning terang berubah menjadi merah 

cokelat, menampilkan  adanya triptofan. 

    Kandungan nitrogen, Susut pengeringan, Sisa pe-

mijaran dan Nitrit Lakukan penetapan seperti tertera 

pada Digesti pankreatik kasein P. 

    Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air. 

Ratakan 0,01 ml pada 1 cm2 kaca objek. Warnai dengan 

pewarna Gram, amati dengan lensa minyak imersi: tidak 

lebih dari 50 mikroba atau kelompok pada 10 

pengamatan berturut-turut. 

    Uji bakteriologi Memenuhi uji nutrisi bakteri: Siapkan 

media dengan komposisi sebagai berikut: 

    (a) 2% hasil urai dan merah fenol LP secukupnya 

untuk memberi warna dalam air. 

    (b) 0,1% hasil urai dalam air. 

    (c) 0,1% hasil urai dan 0,5% dekstrosa P dalam air 

    (d) 1% hasil urai dalam air. 

    Atur semua media sampai  pH akhir 7,2 - 7,4. 

Masukkan 5 ml larutan (a) ke dalam tabung fermentasi 

Durham dan masing-masing 5 ml larutan (b), (c) dan (d) 

ke dalam tabung reaksi biasa. Masukkan ke dalam 

otoklaf pada suhu 121º selama 15 menit. sesudah  

dibiarkan 24 jam terbentuk asam oleh Escherichia coli 

namun  tidak oleh Streptococcus liquefaciens. 

    Karbohidrat terfermentasi Inokulasi larutan media (a) 

dengan Escherichia coli dan dengan Streptococcus 

liquefaciens: selama inkubasi 24 jam terbentuk asam 

oleh Escherichia coli namun  tidak oleh Streptococcus 

liquefaciens. 

    Pembentukan indol Inokulasi Aerobacter aerogenes 

dan Escherichia coli dalam media (b) inkubasi selama 

24 jam. Tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-dimetil-

aminobenzaldehida LP, terjadi warna merah muda atau 

merah yang larut dalam kloroform P menampilkan  

terbentuknya indol Escherichia coli; Aerobacter 

aerogenes memberi  reaksi negatif. 

    Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasikan 

Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes ke dalam 

media (c) inkubasi selama 24 jam. Tambahkan ke dalam 

kultur larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) volume 

sama, kocok, biarkan pada suhu ruang selama beberapa 

jam: terjadi warna merah muda menampilkan  

terbentuknya asetil-metil-karbinol oleh Aerobacter 

aerogenes; Escherichia coli memberi  reaksi negatif. 

    Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan 

Salmonella typhosa ke dalam media (d), letakkan kertas 

timbal asetat P pada sumbat kapas, pada mulut tabung 

tergantung lebih kurang 5 cm di atas media. Inkubasi 

selama 24 jam. Bagian bawah kertas timbal asetat 

berwarna hitam kecokelatan (timbal sulfida). 

 

Diisopropil eter P Isopropil eter P; [(CH3)2CH]2O; BM 

102,18; [108-20-3]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah mengalir. 

    Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur 

dengan etanol dan dengan eter. Sangat mudah terbakar. 

[Catatan Tidak boleh dipakai  jika dekat api. Tidak 

boleh diuapkan sampai  mendekati kering, sebab  

cenderung terbentuk peroksida yang mudah meledak.] 

    Bobot jenis <981> Antara 0,716 dan 0,720. 

    Jarak destilasi <1011> Metode II Tidak kurang dari 

95% terdestilasi pada suhu 65º dan 70º. 

    Peroksida Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca yang 

telah dicuci, dan dibilas dengan beberapa  zat, masukkan 

10 ml zat, tambahkan 1 ml larutan segar kalium iodida P 

(1 dalam 10). Kocok dan diamkan selama 1 menit: tidak 

terjadi warna kuning pada kedua lapisan (lebih kurang 

0,001% sebagai H2O2). 

    Sisa penguapan [Catatan Jika ada peroksida, jangan 

dilakukan procedure  ini] Tidak lebih dari 1 mg (0,01%), 

lakukan penetapan dengan menguapkan 14 ml (10 g) zat 

dalam cawan dangkal yang telah ditara dan dikeringkan 

pada suhu 105º selama 1 jam. 

    Keasaman Tambahkan 2 tetes biru bromotimol LP ke 

dalam 10 ml air dalam labu Erlenmeyer 50 ml bersumbat 

kaca, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N LV 

sampai tepat berwarna biru sesudah  dikocok kuat. 

Tambahkan 5 ml zat dan titrasi dengan natrium 

hidroksida 0,010 N LV: diperlukan tidak lebih dari      

0,30 ml untuk mengembalikan warna biru (0,005% 

sebagai CH3COOH). [Catatan Untuk penetapan secara 

spektrofotometri pakailah  isopropil eter yang memenuhi 

persyaratan sebagai berikut]: 

    Serapan Serapan pada 255 nm tidak lebih dari 0,2; 

pakailah  air sebagai blangko dan kuvet kuarsa 10 mm. 

 

Dikalium fosfat P pakailah  kalium fosfat dibasa P. 

 

Dikalium hidrogen fosfat P pakailah  kalium fosfat 

dibasa P. 

 

o-Diklorobenzen P C6H4Cl2; BM 147,00; [95-50-1]. 

Mengandung tidak kurang dari 98% C6H4Cl2. 

    Pemerian Cairan jernih, berwarna cokelat muda 

kekuningan dan bau aromatik. Mendidih pada suhu lebih 

kurang 180º. 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat 

bercampur dengan etanol dan dengan eter. 

    Bobot jenis <981> Antara 1,299 dan 1,301. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,548 dan 1,550 pada suhu 

25º. 


 

 

    Sisa penguapan Tidak lebih dari 50 mg (0,005%); 

lakukan penetapan dengan menguapkan 80 ml zat pada 

tangas uap dan keringkan pada 105º selama 1 jam. 

    Keasaman Tambahkan fenolftalein LP pada 25 ml 

metanol P, dan titrasi dengan kalium hidroksida-etanol 

0,02 N LV sampai warna merah muda tetap selama        

15 detik. Pipet 25 ml zat ke dalam larutan, campur, 

hindari kontak dengan udara dan titrasi dengan kalium 

hidroksida-etanol 0,02 N LV: diperlukan tidak lebih dari 

2,2 ml untuk mengembalikan warna merah muda (lebih 

kurang 0,005%). 

      Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas-cair 

seperti tertera pada Kromatografi <931>, memakai  

peralatan dan kondisi yang sesuai. 

 

1,2-Dikloroetana P pakailah  etilen diklorida P. 

 

Diklorofluoresein P C20H10Cl2O5; BM 401,20; [76-54-0]. 

[Catatan Spesifikasi ini berlaku untuk isomer 4,5 dan 

2,7 dari diklorofluoresein yang sesuai untuk pembuatan 

diklorofluoresein LP.] 

    Pemerian Serbuk hablur, jingga pucat. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam 

etanol dan dalam larutan alkali hidroksida. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,5%); lakukan 

pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

memakai  200 mg zat dengan 5 tetes asam sulfat P. 

    Kepekaan Larutkan 100 mg zat dalam 60 ml etanol P, 

tambahkan 2,5 ml natrium hidroksida 0,1N dan encerkan 

dengan air sampai  100 ml. Tambahkan 1 ml larutan ini 

pada larutan kalium iodida yang dibuat dengan 

melarutkan 100 mg kalium iodida P yang ditimbang 

saksama dan telah dikeringkan pada suhu 105º sampai 

bobot tetap, dalam 50 ml air yang mengandung 1 ml 

asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N 

LV sampai  warna endapan berubah dari jingga kuning 

pucat menjadi merah muda. Selisih antara volume perak 

nitrat 0,1 N LV yang diperlukan dan volume yang 

dihitung tidak lebih besar dari 0,10 ml, volume yang 

dihitung berdasarkan pada kandungan kalium iodida 

dalam zat yang telah dikeringkan seperti ditetapkan 

menurut Penetapan kadar yang tertera pada Kalium 

Iodida dalam Farmakope negara kita  V. 

 

Diklorofluoresein LP Larutkan 100 mg dikloro-

fluoresein P dalam 60 ml etanol P, tambahkan 2,5 ml 

natrium hidroksida 0,1 N, campur, dan encerkan dengan 

air sampai  100 ml. 

 

Diklorokuinonkloroimina P pakailah  2,6-dikloro-

kuinon-klorimida P. 

 

2,6-Diklorokuinon-klorimida P 2,6-Dikloro-N-kloro-p-

benzakuinon imina; O:C6H2Cl2:NCl; BM 210,44. 

    Pemerian Serbuk hablur, kuning pucat. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 

dan dalam larutan alkali hidroksida encer. 

    Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam    

10 ml etanol P: larut sempurna dan jernih. 

    Jarak lebur <1021> Antara 65º dan 67º. 

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1 mg (0,2%); 

lakukan penetapan dengan memijarkan 500 mg zat 

dengan 0,5 ml asam sulfat P. 

    Kepekaan memenuhi syarat uji kepekaan yang tertera 

pada 2,6-dibromokuinon-klorimida P. 

 

Diklorometana P pakailah  metilen klorida P. 

 

Diklorotetra fluoroetana P pakailah  Diklorotetra 

fluoroetana seperti tertera pada monografi Farmakope 

negara kita  V. 

 

p-Dimetilaminobenzaldehida P (CH3)2NC6H4CHO; 

BM 149,19; [100-10-7]; murni pereaksi. 

 

p-Dimetilaminobenzaldehida LP Larutkan 125 mg p-

dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran dingin 65 

ml asam sulfat P dan 35 ml air, tambahkan 0,05 ml 

besi(III) klorida LP. pakailah  dalam 7 hari. 

 

p-Dimetilaminosinamaldehida P (CH3)2NC6H4 CH: 

CHCHO; BM 175,23. 

    Pemerian Serbuk, kuning jingga 

    Kelarutan Larut dalam aseton, dalam alkohol dan 

dalam benzen. 

    Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 136°. 

 

N,N Dimetilanilina P C6H5N(CH3); BM 121,18; [121-

69-7]. 

    Pemerian Cairan kuning muda. Cairan jernih, tidak 

berwarna bila baru didestilasi, namun  lalu  menjadi 

kemerahan atau cokelat kemerahan. 

    Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, 

dalam kloroform, dalam eter, dan dalam asam mineral 

encer. 

    Bobot jenis <981> Lebih kurang 0,960. 

    Suhu beku <1101> Lebih kurang 2º. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,5571 dan 1,5591; 

lakukan penetapan pada suhu 20º. 

    Jarak didih Destilasi 100 ml zat: perbedaan antara 

suhu dan waktu terdestilasi 1 ml dan 95 ml, tidak lebih 

dari 2,5º. Suhu didih pada tekanan 760 mmHg 194,2º; 

lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi. 

    Hidrokarbon Larutkan 5 ml zat dalam campuran         

10 ml asam klorida P dan 15 ml air: terjadi larutan 

jernih dan tetap jernih pada pendinginan sampai lebih 

kurang 10º. 

    Anilina atau monometilanilina Masukkan 5 ml zat ke 

dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 5 ml 

larutan anhidrida asetat P dalam benzen P (1 dalam 10), 

campur dan diamkan selama 30 menit. Tambahkan 30,0 

ml natrium hidroksida 0,5 N LV, kocok dan tambahkan 

fenolftalein LP, titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV: 

memerlukan tidak lebih dari 0,30 ml natrium hidroksida 

0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko.  

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Suntikkan beberapa  zat  (lebih kurang 0,2 μl) ke 

dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor  

ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 1,8 m x 3 mm 


berisi bahan pengisi 20% tahap  diam G16 dengan partikel 

penyangga S1A. pakailah  helium P sebagai gas 

pembawa, laju alir lebih kurang 40 ml per menit. 

Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing 

pada 250º dan  310º. Atur suhu awal kolom 50º dan 

naikkan 10º per menit sampai  200º. Luas puncak        

N,N-dimetilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 

11,5 menit tidak kurang dari 99% dari luas total puncak. 

 

N,N-Dimetilasetamida P C4H9NO; BM 87,12;  

[127-19-5]. pakailah  pereaksi mutu KCKT atau 

spektrofotometri. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. 

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan 

beberapa pelarut organik. 

     

Dimetilformamida P N,N-Dimetilformamida; 

HCON(CH3)2; BM 73,09; [68-12-2]; murni pereaksi. 

 

Dimetilglioksima P; C4H8N2O2; BM 116,1; [95-45-4]; 

murni pereaksi. 

    Pemerian Serbuk hablur putih atau serbuk tidak 

berwarna. 

    Suhu lebur  Lebih kurang 240° dengan peruraian. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%. 

 

N,N-Dimetiloktilamina P C10H23N; BM 157,30; [7378-

99-6]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna. 

    Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada 

suhu 20º. 

 

Dimetil sulfoksida P pakailah  metil sulfoksida P.  

 

1,2-Dimetoksietana P C4H10O2; BM 90,12; [110-71-4]. 

    Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, bau eter 

sangat tajam. 

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan 

etanol; larut dalam pelarut hidrokarbon. Dapat 

membentuk peroksida. 

    Jarak didih Tidak kurang dari 95% terdestilasi pada 

suhu antara 83º dan 86º; lakukan penetapan seperti 

tertera pada Uji Pereaksi. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,379 dan 1,381; lakukan 

penetapan pada suhu 20º. 

    Keasaman Pada 20 ml tambahkan biru bromofenol LP 

dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV:  

diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml (lebih kurang 0,015% 

sebagai CH3COOH). 

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%. 

 

N,N Dimetiloktilamin P C10H23N; BM 157,30; [7378-

99-6]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna. 

    Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada 

20º. 

 

Dinatrium edetat P pakailah  dinatrium 

etilendiaminatetraasetat P. 

 

Dinatrium etilendiaminatetraasetat P Garam natrium 

asam (etilendinitrilo)tetraasetat dihidrat; Dinatrium 

edetat, C10H14N2O8Na2.2H2O; BM 372,24; murni 

pereaksi. 

 

Dinatrium etilendiaminatetraasetat LP (Dinatrium 

edetat LP) Larutkan 1 g dinatrium etilendiaminatet-

raasetat P dalam 950 ml air, tambahkan 50 ml etanol P, 

dan campur. 

 

Dinatrium fosfat P pakailah  natrium fosfat dibasa P. 

 

Dinatrium hidrogen fosfat P pakailah  natrium fosfat 

dibasa P. 

 

Dinatrium hidrogen sitrat P C6H6Na2O7. 1½H2O; BM 

263,1; [144-33-2]; murni pereaksi. 

 

2,4-Dinitrofenilhidrazin P 2,4-C6H3(NO2)2NHNH2; 

BM 198,14; [119-26-6]; mengandung tidak kurang dari 

97%, pakailah  pereaksi yang sesuai. 

    Pemerian Hablur merah jingga; jika dilihat di bawah 

mikroskop terlihat sebagai bentuk jarum warna kuning 

jeruk. 

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut 

dalam etanol; agak sukar larut dalam asam organik 

encer. 

     

2,4-Dinitroflurobenzen P 1-Fluoro-2,4-dinitroben-zena 

P; C6H3FN2O4; BM 186,10; [70-34-8]; pakailah  mutu 

pereaksi yang sesuai. 

    Pemerian Padatan kuning muda. 

     

Dioksan P Dietilen dioksida; 1,4-dioksan P; C4H8O2; 

BM 88,11; [123-91-1]; murni pereaksi. 

 

Dioktil natrium sulfosuksinat P C20H37NaO7S; BM 

444,6; [577-11-7]; murni pereaksi. Mengandung lebih 

kurang 90% C20H37NaO7S. 

    Pemerian Serpihan seperti malam, putih  

 

- ’-Dipiridil P pakailah  2,2’-bipiridina P. 

 

Dipikrilamina P pakailah  heksanitrodifenilamina P. 

 

Disiandiamida P H2NC(=NH)NHCN; BM 84,08; murni 

pereaksi. 

    Pemerian Serbuk hablur putih. 

    Suhu lebur Lebih kurang 211º. 

 

5,5-Ditiobis (asam 2-nitrobenzoat) P 3-karboksi-4-

nitrofenil disulfida; Pereaksi Ellman; C14H8N2O8S2; BM 

396,35; [69-78-3]. 

    Pemerian Sebuk kuning 

    Titik leleh Lebih kurang 242° 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam etanol. 

 

Ditizon P Difeniltiokarbazon; Asam fenilazotioformat 2-

fenilhidrazida; C6H5N:NCSNHNHC6H5; BM 256,32; 

[60-10-6]; murni pereaksi. 


 

 

Ditizon LP (A) Buat larutan segar ditizon P 0,05% 

dalam kloroform P. 

 

Ditizon LP Larutkan 25,6 mg ditizon P dalam 100 ml 

etanol P. Simpan di tempat dingin dan pakailah  dalam 2 

bulan. 

 

Dodesil natrium sulfonat P Natrium 1-dodekanasufonat; 

Garam natrium Asam 1-dodekanasulfonat; C12H25SO3Na; 

BM 272,38; [2386-53-0]; pakailah  mutu pereaksi yang 

sesuai. 

    Pemerian Padatan, serbuk putih. 

    Kelarutan Satu gram zat larut dalam 50 ml air hangat 

menghasilkan larutan jernih, tidak berwarna. 

     

Dokusat natrium P pakailah  Dioktil natrium 

sulfosuksinat P. 

     

Domifen bromida P C22H40BrN; BM 414,5; [538-71-6]; 

pakailah  mutu pereaksi yang sesuai.   

 

n-Dotriakontana P C32H66; BM 450,9; pakailah  mutu 

peraksi yang sesuai. 

    Pemerian Lempeng, putih. 

   Jarak lebur <1021> Lebih kurang 69º. 

 

Dragendorff  LP Campur 850 mg bismut subnitrat P 

dengan 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasial P 

(Larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 ml 

air (Larutan B). Campur volume sama Larutan A dan 

Larutan B sebagai larutan persediaan yang dapat 

disimpan selama beberapa bulan dalam botol cokelat. 

Campur 10 ml larutan persediaan dengan 20 ml asam 

asetat glasial P, encerkan dengan air sampai  100 ml. 

    

Ekstrak daging sapi P Kaldu daging sapi konsentrat 

diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa 

lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan 

kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai 

terbentuk residu kental berbentuk pasta. Masa berbentuk 

pasta, berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua, 

bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Simpan dalam 

wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat. 

    Larutan uji Larutkan 25 g zat dalam air sampai  250 

ml. Diperoleh larutan yang jernih dan bebas endapan. 

    Penetapan kadar nitrogen dari zat larut dalam etanol  

Tidak kurang dari 60 mg; lakukan penetapan sebagai 

berikut: masukkan beberapa  filtrat etanol, dan hasil 

pencucian dari uji Zat tak larut dalam etanol, setara 

dengan 1 g zat padat larut dalam etanol, ke dalam labu 

Kjeldahl 500 ml. Tambahkan lebih kurang 10 g serbuk 

kalium sulfat P dan 20 ml asam sulfat P. Panaskan 

campuran pada suhu rendah sampai  busa berkurang, 

lalu  naikkan suhu dan didihkan sampai campuran 

menjadi kuning pucat atau hampir tidak berwarna. 

Dinginkan labu, tambahkan lebih kurang 250 ml air dan 

tambahkan hati-hati larutan natrium hidroksida P            

(3 dalam 10) sampai bersifat basa, lalu  tambahkan 

lagi 5 ml. Sambungkan segera labu dengan pendingin 

sampai  ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di 

bawah permukaan 50,0 ml asam sulfat 0,1 N LV di dalam 

labu penampung. Destilasi campuran sampai  diperoleh 

lebih kurang 100 ml destilat yang ditampung dalam larutan 

asam. Tambahkan merah metil LP dan titrasi kelebihan 

asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. 

 

Tiap ml asam sulfat 0,1 N  

setara dengan 1,401 mg N 

 

    Penetapan kadar nitrogen sebagai amonia Masukkan 

100 ml Larutan uji ke dalam labu Kjeldahl 500 ml, 

tambahkan 5 g barium karbonat P dan 100 ml air, 

sambungkan labu pada pendingin sampai  ujung pipa 

tempat destilat menetes terbenam di bawah larutan 50,0 

ml asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung. 

Destilasi campuran sampai  diperoleh lebih kurang 100 

ml destilat yang ditampung dalam larutan asam, 

tambahkan merah metil LP, dan titrasi kelebihan asam 

dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. 

 

Tiap ml asam sulfat 0,1 N  

setara dengan 1,703 mg NH3 

 

Jumlah amonium hidroksida tidak lebih dari 0,35% dari 

padatan jumlah dalam Larutan uji yang dipakai . 

    Padatan jumlah Tidak kurang dari 75%; ratakan        

10 ml Larutan uji di atas pasir atau asbes bersih dan 

kering, yang telah ditara dalam cawan porselen, dan 

keringkan pada suhu 105º selama 16 jam. Residu tidak 

kurang dari 750 mg. 

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 30% dari 

padatan jumlah. Pijarkan residu yang diperoleh dari uji 

Padatan jumlah. 

    Klorida terhitung sebagai natrium klorida Larutkan 

abu yang diperoleh dari uji Sisa pemijaran dalam lebih 

kurang 50 ml air dan masukkan secara hati-hati ke dalam 

labu tentukur 100-ml. Tambahkan beberapa tetes asam 

nitrat P dan 10,0 ml perak nitrat 0,1 N LV. Tambahkan 

air sampai tanda, kocok. Saring ke dalam labu kering 

melalui penyaring kering, buang 10 ml filtrat pertama. 

Pada 50,0 ml filtrat berikutnya, tambahkan 1 ml besi(III) 

amonium sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat 

0,1 N LV. 

 

Tiap ml perak nitrat 0,1 N  

setara dengan 5,844 mg NaCl 

 

Bobot klorida yang terhitung sebagai natrium klorida, 

jika dikalikan 2, tidak lebih dari 6% dari padatan jumlah. 

    Zat tak larut dalam etanol  Pipet 25 ml Larutan uji ke 

dalam labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 50 ml etanol 

P, kocok kuat. Kumpulkan endapan dalam penyaring 

seimbang, cuci tiga kali, tiap kali dengan campuran        

2 volume etanol P dan 1 volume air, keringkan pada 

suhu 105º selama 2 jam. Bobot endapan, menampilkan  

zat padat tidak larut dalam etanol: tidak lebih dari 10% 

dari padatan jumlah dari Larutan uji yang dipakai . 

    Nitrat Didihkan 10 ml Larutan uji selama 1 menit 

dengan 1,5 g arang aktif P, tambahkan air untuk 

mengganti bagian air yang menguap, saring. Tambahkan 


 

1 tetes filtrat pada 3 tetes larutan difenilamina P             

(1 dalam 100) dalam asam sulfat P: tidak terjadi warna 

biru. 

 

Ekstrak ragi P Turunan sel ragi (Saccharomyces) 

seperti pepton, yang larut dalam air, dibuat dalam 

kondisi optimum, dijernihkan dan dikeringkan sampai  

diperoleh serbuk kuning kemerahan sampai cokelat: bau 

khas namun  tidak berbau busuk. Larutan dalam air, 

bereaksi agak asam, dan berwarna kuning sampai 

cokelat. Tidak mengandung karbohidrat yang 

ditambahkan: 1 g ekstrak ragi setara dengan tidak kurang 

dari 7,5 g ragi. 

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%; 

lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 15%; lakukan 

penetapan memakai  500 mg zat dengan 1 ml asam 

sulfat P. 

    Protein terkoagulasi Didihkan filtrat larutan dalam air 

(1 dalam 20) yang telah disaring: tidak terbentuk 

endapan. 

    Klorida Tidak lebih dari 5% Cl, dihitung sebagai 

natrium klorida; lakukan penetapan seperti tertera pada 

Uji Pereaksi. 

    Kandungan nitrogen Antara 7,2% dan 9,5% N; 

lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

dengan metode Kjeldahl memakai  zat yang telah 

dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap. 

    Kandungan mikroba Memenuhi syarat uji kandungan 

mikroba seperti tertera pada Digesti pankreatik kasein P. 

 

Emas klorida P Asam kloraurat; HAuCl4.3H2O; BM 

393,83; [16903-35-8]; murni pereaksi. 

 

Emas klorida LP Larutkan 1 g emas klorida P dalam 35 

ml air. 

 

Enzim basa fosfatase P;  murni pereaksi. 

 

Eosin Y P Eosin kekuningan Y; Natrium Tetrabromo 

Fluorosein; C20H6Br4Na2O5; BM 691,85; [17372-87-1] 

    Pemerian Serbuk atau lempengan merah sampai 

merah kecokelatan. 

    Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam 

etanol. 

    Sifat warna Larutan (1 dalam 500) berwarna 

kekuningan sampai merah keunguan dengan fluoresensi 

kehijauan. Larutan (1 dalam 12.0000) dalam etanol P 

berwarna merah muda sampai merah keunguan dengan 

fluoresensi kuning kehijauan. Penambahan asam mineral 

pada larutan (1 dalam 100) membentuk endapan jingga 

sampai jingga kemerahan dari tetrabromofluoresein. 

Pada penambahan 2 ml larutan jenuh natrium hidroksida 

P pada 10 ml larutan (1 dalam 100) terbentuk endapan 

merah. 

 

Eosin Y LP  Indikator adsorpsi Larutkan 50 mg eosin Y 

P dalam 10 ml air. 

 

Eriokrom sianin R P C23H15Na3O9S; BM 536,40; 

[3564-18-9] 

    Pemerian Serbuk merah cokelat 

    Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam 

etanol. 

    Daya larut 200 mg zat dalam 100 ml air membentuk 

larutan jernih dan bebas dari zat yang tidak larut selama 

30 menit.     

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika 

gel P sampai bobot tetap. 

    Sisa pemijaran <301> Antara 42,0% dan 44,0% bobot 

kering (hasil teoritis ±42,9% Na2SO4); lakukan 

penetapan memakai  500 mg zat dengan 

penambahan 1 ml asam sulfat P dan 2 ml asam nitrat P. 

    Kepekaan Tambahkan 2 ml larutan (1 dalam 1000) 

pada 1 ml larutan alumunium sulfat P (1 dalam 10.000), 

panaskan pada suhu 37º±3º selama 5 menit, dinginkan, 

dan tambahkan 1 ml natrium asetat LP: akan terbentuk 

warna merah tua sampai  ungu-merah dalam waktu tidak 

lebih dari 5 menit. 

 

Eriokrom sianin R LP Larutkan 750 mg eriokrom 

sianin R P dalam 200 ml air, tambahkan 25 g natrium 

klorida P, 25 g amonium nitrat P, dan 2 ml asam nitrat 

P, dan encerkan dengan air sampai  1000 ml. 

 

Etanal P pakailah  asetaldehida P. 

 

Etanol P Alkohol P; Etil alkohol P; C2H5OH; BM 

46,07; [64-17-5]. pakailah  Etanol seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Etanol 70% P, 80% P, 90% P Campur etanol P  dan 

air dengan perbandingan seperti Tabel berikut: 

pengukuran dilakukan pada suhu 25º. 

 

Persen 

volume 

C2H5OH 

pada suhu 

15,56º 

Bobot 

jenis 

pada 

suhu 

25º 

Perbandingan 

relatif 

Jumlah ml 

etanol 94,9% 

yang 

dibutuhkan 

per 100 ml 

Etanol 

P (ml) 

Air (ml) 

70 0,884 38,6 15 73,7 

80 0,857 45,5 9,5 84,3 

90 0,827    51     3 94,8 

 

Etanol absolut P pakailah  etanol mutlak P. 

 

Etanol bebas aldehida P Larutkan 2,5 g timbal(II) 

asetat P dalam 5 ml air, tambahkan pada 1000 ml etanol 

P dalam botol bersumbat kaca, dan campur. Larutkan 5 

g kalium hidroksida P dalam 25 ml etanol P hangat, 

dinginkan, dan tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk 

ke dalam larutan timbal(II) asetat P dalam etanol 

ini . sesudah  1 jam kocok kuat, biarkan semalam, 

enaptuangkan beningan dan destilasi untuk mendapatkan 

etanol bebas aldehida. 

 

Etanol dehidrat P pakailah  etanol mutlak P. 

 

 

 

Etanol encer P Etanol encer yaitu  campuran etanol P 

dalam air. Mengandung tidak kurang dari 41,0% dan 

tidak lebih dari 42,0% b/b setara dengan tidak kurang 

dari 48,4% dan tidak lebih dari 49,5% v/v C2H5OH pada 

suhu 15,56º. Etanol encer dibuat dengan mencampur 500 

ml etanol P dan 500 ml Air Murni yang diukur secara 

terpisah dan campuran diukur pada suhu 25º, volume 

campuran lebih kurang 970 ml. 

    Bobot jenis <981> Antara 0,935 dan 0,937 pada suhu 

15,56º; antara 41,0% dan 42% b/b atau antara 48,4% dan 

49,5% v/v C2H5OH. 

    Uji lain Memenuhi uji lain yang tertera dalam Etanol; 

lakukan penyesuaian berdasarkan perbedaan kadar 

C2H5OH. 

 

Etanol mutlak P Etanol absolut; Etil alkohol absolut; 

Etanol dehidrat; C2H5OH, BM 46,07; murni pereaksi. 

Mengandung C2H5OH tidak kurang dari 99,5% b/b atau 

99,7% v/v. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna, higroskopis, bau 

khas. 

    Suhu didih Lebih kurang 78º. 

    Bobot per ml Lebih kurang 790 mg. 

 

Etanol netral P Pada beberapa  etanol P tambahkan        

2 atau 3 tetes fenolftalein LP dan natrium hidroksida 

0,02 N atau 0,1 N secukupnya sampai  terjadi warna 

merah muda pucat. Buat etanol netral P segera sebelum 

dipakai . 

 

Eter P pakailah  etil eter P. 

 

Eter bebas peroksida P Kocok 1000 ml eter P dengan 

20 ml larutan besi(II) sulfat P dalam air (30 g dalam       

55 ml) dan 3 ml asam sulfat P, sampai  tidak terbentuk 

warna biru bila beberapa  kecil zat dikocok dengan 

larutan kalium iodida P 2% dan 0,1 ml kanji LP. 

 

Eter minyak tanah P Petroleum eter P; murni pereaksi. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah menguap, 

sangat mudah terbakar, diperoleh dari minyak tanah, 

terdiri dari campuran hidrokarbon parafin rendah, seperti 

fraksi berikut: 

 

Jarak didih Bobot per ml 

30º sampai 40º Lebih kurang 0,63 g 

40º sampai 60º Lebih kurang 0,64 g 

50º sampai 70º Lebih kurang 0,66 g 

60º sampai 80º Lebih kurang 0,67 g 

80º sampai 100º Lebih kurang 0,70 g 

100º sampai 120º Lebih kurang 0,72 g 

120º sampai 160º Lebih kurang 0,75 g 

 

Eter mutlak P Etil eter anhidrat P; Eter absolut; Dietil 

eter anhidrat; (C2H5)2O; BM 74,12; murni pereaksi. 

 

Etil alkohol P pakailah  Etanol seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Etil alkohol absolut P pakailah  etanol mutlak P. 

Etil asetat P CH3COOC2H5; BM 88,11; [141-78-6]; 

murni pereaksi. 

 

Etil benzoat P C9H10O2; BM 150,17; [93-89-0]. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Berbau 

aromatis. 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat 

bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan 

eter. 

    Indeks bias <1001> Antara 1,5048 dan 1,5058;    

lakukan penetapan pada suhu 20º. 

    Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan 

cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf 

yang dilengkapi dengan kolom baja tahan karat 3 mm x 

2,4 m  berisi bahan pengisi 20% tahap  diam G16 dengan 

partikel penyangga S1A. pakailah  helium P sebagai gas 

pembawa. Pertahankan suhu injektor, kolom dan 

detektor masing-masing pada 180º, 195º dan 250º. Luas 

puncak etil benzoat tidak kurang dari 98% dari jumlah 

luas puncak. 

 

Etil eter P Dietil eter P; eter P; (C2H5)2O; BM 74,12; 

murni pereaksi. 

 

Etil eter anhidrat P Dietil eter anhidrat P; Eter mutlak P; 

(C2H5)2O; BM 74,12;[60-29-7]; murni pereaksi. 

 

Etil metil keton P pakailah  butan-2-on P 

 

Etilen oksida P Oksiran; C2H4O; BM 44,05; [75-21-8];  

murni pereaksi. 

    Pemerian Gas tidak berwarna, titik cair lebih kurang 

12º. 

 

Etilen oksida dalam metilen klorida P (50 mg per ml); 

pakailah  mutu pereaksi yang sesuai. 

 

Etil sianoasetat P CNCH2COOC2H5; BM 113,11; 

 [105-56-6]. 

    Pemerian Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat, 

bau enak. Pada tekanan atmosfer, mendidih antara 205° 

dan 209° disertai peruraian. Pada tekanan 10 mmHg 

terdestilasi pada suhu lebih kurang 90°. 

    Kelarutan Sukar  larut dalam air; dapat bercampur 

dengan etanol dan eter. 

    Bobot jenis <981> Antara 1,057 dan 1,062; lakukan 

penetapan pada suhu 20°. 

    Keasaman Larutkan 2 ml zat dalam 25 ml etanol 

netral P, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan 

natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih 

dari 1,5 ml natrium hidroksida 0,10 N untuk terjadi 

warna merah muda.  

 

Etilena diklorida P 1,2-Dikloroetana P; C2H4Cl2; BM 

98,96; [107-06-2]; murni pereaksi. 

 

Etilendiamina P 1,2-Diaminoetan; C2H8N2; BM 60,10; 

[107-15-3]. Mengandung tidak kurang dari 99% C2H8N2. 


 

 

    [Perhatian Hati-hati dalam pemakaian  

etilendiamina sebab  dapat menyebabkan rasa terbakar 

pada kulit dan uapnya dapat mengiritasi. Catatan 

Etilendiamina bersifat alkali kuat, sangat mudah 

menyerap karbon dioksida udara membentuk karbonat 

yang tidak mudah menguap. Lindungi etilendiamina 

terhadap paparan udara.] 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau agak 

kuning; bau seperti amoniak; bereaksi alkali kuat. 

    Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan 

etanol. 

    Identifikasi Tambahkan 3 tetes larutan zat (1 dalam 6) 

pada 2 ml larutan tembaga(II) sulfat P (1 dalam 100), 

kocok: terjadi warna biru keunguan. 

    Penetapan kadar Pipet 1 ml zat ke dalam labu 

Erlenmeyer bersumbat kaca berisi lebih kurang 25 ml air 

yang telah ditara, encerkan dengan air sampai  lebih 

kurang 75 ml, tambahkan indikator campuran hijau 

bromokresol LP dan merah metil LP (5 dalam 6). Titrasi 

dengan asam klorida 1 N LV. Lakukan penetapan 

blangko. 

 

Tiap  ml asam klorida 1 N  

setara dengan 30,05 mg C2H8N2 

 

Etilen glikol P HOCH2CH2OH; BM 62,07; [107-21-1]. 

    Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental, 

higroskopis; praktis tidak berbau. 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam benzen, sedikit 

larut dalam eter; dapat bercampur dengan air dan etanol. 

    Bobot jenis Lebih kurang 1,11. 

    Jarak didih Antara 194° dan 200°; lakukan penetapan 

seperti tertera pada Uji Pereaksi. 

    Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 5,5 mg 

(0,005%).  Uapkan 100 ml (110 g) zat di dalam cawan 

penguap yang telah ditara di atas nyala api sampai  uap 

terus terbakar sesudah  api dimatikan. Biarkan uap 

terbakar sampai  zat habis. Pijarkan pada suhu 800±25° 

selama 1 jam, dinginkan dan timbang. 

    Keasaman Tidak lebih dari 0,01% sebagai 

CH3COOH. Tambahkan 0,2 ml merah fenol LP pada      

50 ml air dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV 

sampai titik akhir berwarna merah. Tambahkan 50 ml 

(55 g) zat dan titrasi dengan natrium hidroksida              

0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1 ml untuk 

terjadinya kembali warna merah. 

    Klorida Tidak lebih dari 0,025 mg klorida (5 bpj); 

lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

memakai  4,5 ml (5 g) zat. 

    Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,20%. 

 

1-Etilkuinaldinium iodida P C12H14IN; BM 299,15; 

[606-55-3]. Mengandung tidak kurang dari 97,0% 

C12H14IN. 

    Pemerian Padatan, berwarna hijau kuning. 

    Kelarutan Agak sukar larut dalam air.  

  Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 290 

mg zat, larutkan dalam 100 ml air, dan tambahkan 10 ml 

asam asetat glasial P. Titrasi  dengan perak nitrat  0,1 N 

LV, tetapkan titik akhir secara potensiometri. Lakukan 

penetapan blangko. 

 

Tiap ml perak nitrat  0,1 N 

 setara dengan 29,92 mg C12H14IN 

 

Etilparaben P pakailah  Etilparaben seperti tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Faktor Xa (Faktor X teraktivasi) untuk uji 

Antifaktor Xa P Faktor Xa yaitu  enzim proteolitik 

yang diperoleh dari plasma sapi, untuk memecah 

protrombin menjadi thrombin. Faktor Xa yaitu  suatu 

glikoprotein dengan bobot molekul 40.000. Satu unit 

faktor Xa yaitu  jumlah Faktor X teraktivasi (55.000 Da 

waktu nonaktif) yang terkandung dalam 1 ml plasma 

normal. Dengan elektroforesis-gel seperti tertera pada 

Elektroforesis <831>, protein utama penyusun tidak 

kurang dari 90% dari zona protein total. Di dalam Faktor 

Xa untuk uji Anti-faktor Xa, enzim diaktifkan oleh bisa 

ular Russel, lalu  zat pengaktivasi dihilangkan 

dengan cara kromatografi. Sediaan distabilkan dengan 

albumin sapi dan dibekukeringkan. Aktivitas spesifik 

Faktor Xa  untuk uji Anti-Faktor Xa sesuai dengan tidak 

kurang dari 40 unit Faktor Xa FI per mg protein, jika 

diuji dengan cara berikut: Campur 0,1 ml larutan jenuh 

sefalin yang berasal dari tromboplastin otak kelinci 

(setara dengan tromboplastin dari lebih kurang 20 mg 

serbuk aseton otak kelinci per ml) dalam plasma sapi 

dan 0,1 ml kalsium klorida 0,025 M, segera tambahkan 

0,1 ml larutan Faktor Xa yang sesuai dengan kadar        

0,01 mg protein spesifik per ml dan simpan pada suhu 

37º: terjadi penjendalan dalam 15 detik. Faktor Xa untuk 

uji Anti-faktor Xa di dalam larutan yang mengandung 

0,4 unit Faktor Xa FI per ml dalam dapar pH 8,4 seperti 

tertera pada monografi Heparin Natrium memenuhi uji 

bebas thrombin: tidak terjadi penjendalan dari kelebihan 

fibrinogen murni dalam waktu 24 jam jika disimpan 

pada suhu 20° tanpa ion kalsium. 

 

Fast blue B, garam P Garam biru B tahan cuci P; 

Garam biru tidak luntur; C14H12N4O2.ZnCl4; BM 

475,47; [91-91-8]. 

    Pemerian Serbuk hijau. 

    Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; 

lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 110° 

selama 1 jam. 

    Serapan Larutkan 50 mg zat dalam 100 ml air. Dalam 

wadah lain larutkan 100 mg 2-naftol P dalam 100 ml 2-

metoksietanol P. Pipet 5 ml larutan uji dan 10 ml larutan 

2-naftol P ke dalam labu tentukur 100-ml, dan encerkan 

dengan aseton P sampai tanda. Buat blangko,  pipet 5 ml 

air dan 10 ml larutan 2-naftol P ke dalam labu tentukur 

100-ml lain dan encerkan dengan aseton P sampai tanda. 

Ukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan 

maksimum 545 nm: serapan tidak kurang dari 0,80. 

 

Fast blue BB, garam P (C17H18ClN3O3)2.ZnCl2; BM 

831,89; [15710-69-7]. 

    Pemerian Serbuk kuning. 


 

    Jarak lebur Lebih kurang 162º dengan peruraian. 

    Kelarutan Sangat sukar larut dalam air. 

    Klorida Tidak kurang dari 15% klorida. Timbang 

saksama lebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam 

gelas piala yang sesuai. Tambah 25 ml aseton P, 25 ml 

air dan 500 mg natrium nitrat P. Aduk sampai  larut. 

Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N LV, tetapkan titik 

akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko. 

 

Fehling, Larutan pakailah  tembaga(II) tartrat alkali LP.  

 

1,10-Fenantrolin P Ortofenantrolin; C12H8N2.H2O; BM 

198,22; [5144-89-8]; murni pereaksi. 

 

1,10-Fenantrolin hidroklorida P o-Fenantrolin 

monohidroklorida monohidrat; C12H8N2.HCl.H2O; BM 

234,69; pakailah  mutu pereaksi yang sesuai. 

     

Fenil eter P pakailah  difenil eter P. 

 

3-Fenilfenol P m-Fenilfenol P; C6H5C6H4OH; BM 

170,21; [580-51-8]. 

    Pemerian Serbuk kristal putih atau hampir putih. 

    Jarak lebur <1021>  Antara 76° dan 79°. 

    Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 

Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi 

<931>. Suntikkan larutan zat secukupnya ke dalam 

kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi 

nyala dan kolom kapiler 30 m x 0,25 mm berisi bahan 

pengisi tahap  diam G1. pakailah  helium P sebagai gas 

pembawa. Pertahankan suhu injektor dan detektor 

masing-masing pada 250° dan 310°. Pertahankan suhu 

kolom pada 150° dan naikkan suhu 15° per menit sampai  

250°.  Luas puncak fenilfenol tidak kurang dari 98% dari 

jumlah luas puncak. 

 

m-Fenilfenol P pakailah  3-Fenilfenol P.  

    

Fenilhidrazin hidroklorida P; C6H5NHNH2.HCl; BM 

144,60; [59-88-1]. 

    Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih. 

    Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. 

    Daya larut Larutkan masing-masing 500 mg zat 

dalam 10 ml air dan dalam 10 ml etanol P, 

menghasilkan larutan jernih yang larut sempurna atau 

hampir sempurna. 

    Jarak lebur <1021>  Antara 242° dan 246° dengan 

sedikit menjadi gelap. 

    Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,1 %); lakukan 

pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi, 

memakai  1 g zat dengan 0,5 ml asam sulfat P. 

    Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 

terlindung dari cahaya. 

 

Fenilhidrazin-asam sulfat LP Larutkan  65 mg 

fenilhidrazin hidroklorida P dalam 100 ml campuran 

volume sama asam sulfat P dan air yang sudah 

didinginkan.  

Fenilmerkuri nitrat P pakailah  Fenilraksa(II) nitrat 

seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Fenoksibenzamina hidroklorida P [N-(2-kloro-etil)-N-

(1-metil-2-fenoksietil) benzilamina hidroklorida]; 

C18H22ClNO.HCl; BM 340,29; [63-92-3] 

    Pemerian Serbuk hablur putih. 

    Suhu lebur <1021> Antara 137° dan 140°. 

    Serapan jenis Larutkan masing-masing 500 mg dalam 

10 ml air. Serapan jenis dalam kloroform P pada rentang 

panjang gelombang 272 nm sampai 290 nm yaitu  178. 

 

Fenol P [108-95-2]; murni pereaksi. 

    . 

Fenol murni P pakailah  fenol P yang dimurnikan 

dengan cara sebagai berikut: Refluks beberapa  tertentu 

zat dalam alat refluks gelas. Lelehkan fenol dan refluks 

selama 20 menit dengan mengalirkan nitrogen P ke 

dalam fenol yang meleleh. Hentikan aliran nitrogen, dan 

lakukan destilasi lagi dengan perbandingan refluks 10:1. 

Hangatkan 3 g fenol  yang telah didestilasi dengan 10 ml 

asam sulfat P, pada suhu 95°C selama 10 menit: warna 

campuran tidak lebih tua dari warna asam dengan 

volume yang sama. 

 

Fenol cair P pakailah  Fenol Cair yang tertera pada 

monografi Farmakope negara kita  V. 

 

Fenolftalein P pakailah  Fenolftalein P seperti tertera 

pada Indikator dan Kertas Indikator. 

 

Fenolftalein LP Larutkan 1 g fenolftalein P 0,1% dalam 

100 etanol  P.  

 

Fenolftalein encer LP Larutkan 1 g fenolftalein P 0,1% 

dalam etanol 80% P. Lakukan uji kepekaan sebagai 

berikut: