dengan
rentang 2°.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
650 mg zat, masukkan dalam wadah yang sesuai, dan
larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial LP.
Tambahkan kristal violet LP, dan titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1N
setara dengan 17,20 mg C6H6BrN
p-Bromoanilin LP Tambahkan 8 g p-bromoanilin P ke
dalam campuran 380 ml asam asetat glasial P jenuh
tiourea P, 10 ml larutan natrium klorida P (1 dalam 5),
5 ml larutan asam oksalat P (1 dalam 20), dan 5 ml
larutan natrium fosfat dibasa P (1 dalam 10) dalam botol
kaca aktinik rendah. Campur dan biarkan semalam,
sebelum dipakai . Lindungi dari cahaya dan pakailah
sebelum 7 hari.
Brusin sulfat P (C23H26N2O4)2.H2SO4.7H2O; BM
1013,11; [5787-00-8]; murni pereaksi.
1-Butanol P pakailah butil alkohol P.
2-Butanol P pakailah butil alkohol sekunder P.
Butan-2-on P Etil metil keton, Metil etil keton P;
CH3COC2H5; BM 72,11; [78-93-3]; murni pereaksi.
Butil alkohol P 1-butanol P; Butil alkohol normal P;
CH3(CH2)2CH2OH; BM 74,12; [71-36-3]; murni
pereaksi.
Butil alkohol normal P pakailah butil alkohol P.
Butil alkohol sekunder P 2-Butanol P;
CH3CH2CH(OH)CH3; BM 74,12; [78-92-2]; pakailah
isobutil alkohol P; murni pereaksi.
Butil alkohol tersier P Butanol tersier P; (CH3)3COH;
BM 74,12; [75-65-0]; murni pereaksi.
n-Butilamin P CH3CH2CH2CH2NH2; BM 73,14; [109-
73-9].
Pemerian Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat;
mudah terbakar.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
dan dengan eter.
Bobot jenis Lebih kurang 0,740.
Jarak destilasi <1011> Metode I Tidak kurang dari
95% terdestilasi antara 76° dan 78°.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
penetapan dengan cara Titrimetri.
Klorida Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi, memakai 1 g zat
(1,5 ml).
Cemaran asam Pada 50 ml tambahkan 5 tetes larutan
jenuh azo violet P dalam benzen P, titrasi cepat dengan
natrium metoksida 0,1 N LV sampai terjadi warna biru
tua. pakailah nitrogen agar tidak menyerap karbon
dioksida dari udara: diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml
natrium metoksida 0,1 N untuk netralisasi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Butil asetat normal P CH3COO(CH2)3CH2; BM
116,16; [123-86-4]; murni pereaksi.
Butil-eter P n-Dibutil Eter P; C8H18O; BM 130,23;
[142-96-1]; murni pereaksi.
Butil hidroksianisol P pakailah Butil hidroksianisol
seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita V.
Butil hidroksitoluen P pakailah Butil hidroksi-toluen
seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita V.
n-Butil klorida P 1-Klorobutana P; C4H9Cl; BM 92,57;
[109-69-3]; pakailah pelarut mutu KCKT.
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna [Peringatan Sangat mudah terbakar.]
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; bercampur
dengan etanol dan eter.
Cairan lambung buatan LP Larutkan 2,0 g natrium
klorida P dan 3,2 g pepsin P dalam 7,0 ml asam klorida
P dan air sampai 1000 ml. pH larutan lebih kurang 1,2.
Cairan usus buatan LP Larutkan 6,8 g kalium fosfat
monobasa P dalam 250 ml air, campur dan tambahkan
77 ml natrium hidroksida 0,2 N dan 500 ml air.
Tambahkan 10,0 g pankreatin P, campur dan atur pH
sampai 6,8±0,1 dengan penambahan natrium hidroksida
0,2 N atau asam klorida 0,2 N. Encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
Dapar amonia pH 10,0 Larutkan 5,4 g amonium
klorida P dalam 70 ml amonium hidroksida 5 M, dan
encerkan dengan air sampai 100 ml.
Dapar amonia pH 10,9 Larutkan 6,75 g amonium
klorida P dalam amonium hidroksida P sampai 100 ml.
Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 LP Larutkan
67,5 g amonium klorida P dalam air, tambahkan 570 ml
amonium hidroksida P, dan encerkan dengan air sampai
1000 ml.
Dapar asam asetat-amonium asetat LP Larutkan 77,1
g amonium asetat P dalam air, tambahkan 57 ml asam
asetat glasial P dan encerkan dengan air sampai 1000
ml.
Dapar asetat pH 2,45 LP Campur 200 ml asam klorida
1 N dengan 200 ml natrium asetat 1 N dan encerkan
dengan air sampai 1000 ml. Segera sebelum dipakai
atur pH sampai 2,45 dengan penambahan asam klorida
1 N atau natrium asetat 1 N.
Dapar asetat pH 3,5 LP Larutkan 25 g amonium asetat
P dalam 25 ml air, tambahkan 38 ml asam klorida 7 N.
Atur pH sampai 3,5 dengan penambahan asam klorida
2 N atau amonium hidroksida 5 N dan encerkan dengan
air sampai 100 ml.
Dapar asetat pH 3,7 Larutkan 10 g natrium asetat
anhidrat P dalam 300 ml air. Atur pH sampai 3,7 dengan
penambahan asam asetat glasial P atau natrium asetat
anhidrat P sebelum dipakai .
Dapar asetat pH 4,4 Larutkan 136 g natrium asetat P
dan 77 g amonium asetat P dalam air, encerkan dengan
air sampai 1000 ml. Tambahkan 250 ml asam asetat
glasial P dan campur.
Dapar asetat pH 4,6 Larutkan 5,4 g natrium asetat P
dalam 50 ml air, atur pH sampai 4,6 dengan penambahan
asam asetat glasial P dan campur.
Dapar barbital pH 8,6 Pada 129 ml asam klorida 0,1 N,
tambahkan barbital natrium 0,1 M sampai 1000 ml.
Dapar borat pH 8,0 Pada 50 ml larutan yang
mengandung 618,9 mg asam borat P dan 745,6 mg
kalium klorida P, tambahkan 3,97 ml natrium hidroksida
0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai 200 ml.
Dapar borat pH 9,0 Pada 50 ml larutan yang
mengandung 618,9 mg asam borat P dan 745,6 mg
kalium klorida P tambahkan 21,30 ml natrium
hidroksida 0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai 200
ml.
Dapar dietanolamin pH 10,0 Larutkan 96,4 g
dietanolamin P dalam air sampai 400 ml. Tambahkan
0,5 ml larutan magnesium klorida P 18,6%, atur pH
sampai 10,0 dengan penambahan asam klorida 1 N dan
encerkan dengan air sampai 500 ml.
Dapar fosfat pH 6,4 Campurkan 50 ml kalium fosfat
monobasa 0,2 M dengan 12,60 ml natrium hidroksida
0,2 N LV, dan encerkan dengan air sampai 200 ml.
Dapar fosfat pH 7,6 Campurkan 50 ml kalium fosfat
monobasa 0,2 M dengan 42,80 ml natrium hidroksida
0,2 N LV dan encerkan dengan air sampai 200 ml.
Dapar fosfat campuran pH 4,0 Larutkan 5,04 g
natrium fosfat dibasa dodekahidrat P dan 3,01 g kalium
fosfat monobasa P dalam air secukupnya sampai 1000
ml dan atur pH sampai 4,0 dengan penambahan asam
asetat glasial P.
Dapar fosfat campuran pH 7,0 mengandung azida Ke
dalam 1000 ml larutan yang mengandung natrium fosfat
dibasa dodekahidrat P 1,8% dan natrium klorida P
2,3%, tambahkan larutan natrium fosfat monobasa
dihidrat P 0,78% dan larutan natrium klorida P 2,3%
secukupnya (lebih kurang 280 ml) sampai pH 7,0.
Larutkan beberapa natrium azida P sampai kadar 0,02%.
Dapar fosfat campuran 0,1 M pH 8,0 Larutkan 136,1 g
kalium dihidrogen fosfat P dalam air dan atur pH sampai
8,0 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N,
encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87,0 ml larutan
dinatrium hidrogen fosfat P 7,15 % dengan 13,0 ml
larutan asam sitrat P 2,1%.
Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Larutkan 67,1 g dinatrium
hidrogen ortofosfat P dan 1,33 g asam sitrat P dalam air
sampai 100 ml.
Dapar glisin Campur 42 g natrium bikarbonat P dengan
180 ml air dan tambahkan larutan yang mengandung
37,5 g glisin P dan 15 ml amonium hidroksida P dalam
180 ml air. Encerkan dengan air sampai 500 ml dan
kocok sampai larut sempurna.
Dapar imidazol pH 6,5 Larutkan 6,81 g imidazol P,
1,23 g magnesium sulfat P dan 0,73 g kalsium sulfat P
dalam 752 ml asam klorida 0,1 M encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
Dapar imidazol pH 7,3 Larutkan 3,4 g imidazol P dan
5,8 g natrium klorida P dalam air, tambahkan 18,6 ml
asam klorida 1 M encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Atur pH jika perlu.
Dapar tris-glisin pH 8,3 Encerkan 6 g tris
(hidroksimetil)metilamina P dan 28,8 g glisin P dalam
air sampai 1000 ml. Encerkan 1 bagian volume larutan
dengan 10 bagian volume air segera sebelum dipakai .
Dapar tris-klorida pH 7,5 Larutkan 7,27 g tris
(hidroksimetil)metilamina P dan 4,97 g natrium klorida
P dalam 950 ml air. Atur pH sampai 7,5 dengan
penambahan asam klorida 2 M, encerkan dengan air
sampai 1000 ml.
Dapar untuk contoh
Tris (hidroksimetil)metilamina P 1,5 g
Asam klorida 1 M 12 ml
Urea P 96 g
Air secukupnya sampai 200 ml
Dekstran biru 2000 P pakailah Biru dekstran 2000 P.
Dekstrosa P pakailah D-glukosa P.
Dekstrosa anhidrat P D-Glukosa anhidrat; C6H12O6;
BM 180,16; murni pereaksi.
Deniges, pereaksi pakailah Raksa(II) sulfat LP.
3,3’-Diaminobenzidina hidroklorida P (NH2)2C6H3
C6H3(NH2)2.4HCl; BM 360,11; [7411-49-6]
Pemerian Hablur bentuk jarum, putih sampai cokelat
kekuningan (kadang-kadang ungu).
Kelarutan Larut dalam air. Stabil dalam pelarut
organik namun tidak stabil dalam pelarut air pada suhu
ruang.
Zat tak larut Tidak lebih dari 1 mg (0,05%); lakukan
penetapan dengan melarutkan 2 g zat dalam 100 ml air
tanpa pemanasan dan segera saring.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,05%);
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 2 g zat.
Uji kesesuaian untuk penetapan selenium Larutkan
1,633 g asam selenit P (H2SeO3) dalam air sampai 1000
ml. Encerkan 10 ml larutan ini dengan air sampai 1000
ml, sampai diperoleh larutan yang mengandung 0,010
mg per ml Se. Masukkan 1 ml larutan ke dalam gelas
piala 100 ml, tambahkan 2 ml larutan asam format P
(1 dalam 7) dan encerkan dengan air sampai 50 ml.
Tambahkan 2 ml larutan 3,3’-diamino-benzidina
hidroklorida P (1 dalam 200) dan diamkan selama 30 -
50 menit. Atur pH antara 6 dan 7 dengan amonium
hidroksida 6 N. Masukkan ke dalam corong pisah
125 ml, tambahkan 10,0 ml toluen P, dan kocok kuat
selama 30 menit: terjadi warna kuning terang dalam
lapisan toluen. Blangko mengandung diaminobenzidina
hidroklorida tanpa baku selenium, diperlakukan dengan
cara yang sama: tidak terjadi warna dalam lapisan
toluen.
Wadah dan penyimpanan Simpan larutan air dalam
lemari pendingin.
2,3-Diaminonaftalena P C10H10N2; BM 158,20; [771-
97-1]; murni pereaksi.
Diamonium hidrogen fosfat P pakailah amonium
fosfat dibasa P.
o-Dianisidina dihidroklorida P C14H16N2O2.2HCl; BM
317,21. Mengandung tidak kurang dari 98%
C14H16N2O2.2HCl.
Pemerian Hablur kuning pucat.
Kelarutan Larut dalam air. Larutan 500 mg dalam
25 ml air: larut sempurna dan jernih.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
800 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala, larutkan
dalam 100 ml air dan tambahkan 50 ml etanol P. Jika
sudah terlarut sempurna titrasi dengan natrium
hidroksida 0,5 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml natrium hidroksida 0,5 N
setara dengan 158,6 mg C14H16N2O2.2HCl
2,6-Dibromokuinon-klorimida P 2,6-Dibromo-N-
kloro-p-benzakuinon imina; Pereaksi DBQ;
O:C6H2Br2:NCl; BM 299,35; [537-45-1].
Pemerian Serbuk hablur kuning.
-
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida encer.
Jarak lebur <1021> Antara 82º dan 84º.
Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam
10 ml etanol P: tidak lebih keruh dari kekeruhan lemah.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,2%); lakukan
pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 500 mg zat dengan 0,5 ml asam sulfat P.
Kepekaan Ke dalam 10 ml larutan dalam air yang
mengandung 0,01 mg fenol P tambahkan 0,3 ml dapar
natrium borat (dibuat dengan melarutkan 2,84 g hablur
natrium borat P dalam 90 ml air hangat, tambahkan
8,2 ml natrium hidroksida 1 N dan encerkan dengan air
sampai 100 ml) dan 0,1 ml larutan 10 mg zat dalam
20 ml etanol P: terjadi warna biru terang dalam waktu
10 menit.
n-Dibutil eter P Butil eter; C8H18O; BM 130,23; [142-
96-1]; murni pereaksi.
Dibutil ftalat P C16H22O4; BM 278,34; [84-74-2];
Mengandung tidak kurang dari 98% C16H22O4.
Pemerian Cairan jernih tidak berwarna.
Indeks bias <1001> Antara 1,491 dan 1,493; lakukan
penetapan pada suhu 20º.
Kandungan asam Tidak lebih dari 0,02%. Timbang
saksama lebih kurang 10 g zat dan larutkan dalam 100
ml campuran etanol P-eter P (1:1). Tambahkan
fenolftalein LP dan titrasi segera dengan kalium
hidroksida-etanol 0,05 N LV.
Tiap ml kalium hidroksida-etanol 0,05 N
setara dengan 4,15 mg asam ftalat
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g
zat dalam labu yang sesuai, tambahkan 25,0 ml natrium
hidroksida 1 N dan 30 ml isopropanol P, campur.
Digesti campuran pada suhu mendekati mendidih selama
30 menit, lalu dinginkan dalam tangas air sampai
suhu ruang. Tambahkan fenolftalein LP dan titrasi
dengan asam sulfat 1 N LV sampai warna merah muda
hilang. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 139,2 mg C16H22O4
Dietanolamina P C4H11NO2; BM 105,1; [111-42-2]
murni pereaksi.
Pemerian Cairan kental tidak berwarna atau sedikit
kuning atau hablur yang mudah meleleh atau larut, suhu
lebur lebih kurang 28º.
Bobot per ml Lebih kurang 1,09.
pH <1071> pH larutan 5% antara 10,0 dan 11,5.
Dietilamina P (C2H5)2NH; BM 73,14; [109-89-7].
Mengandung tidak kurang dari 99,0% (C2H5)2NH; murni
pereaksi.
Pemerian Cairan tidak berwarna; mudah terbakar;
alkali kuat. Dapat mengiritasi kulit dan selaput mukosa.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
N,N-Dietilanilina P C6H5N(C2H5)2; BM 149,23; [91-66-7].
Pemerian Cairan kuning muda sampai merah tua.
Indeks bias <1001> Antara 1,5405 dan 1,5425;
lakukan penetapan pada suhu 20º.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan beberapa zat uji (lebih kurang 0,2 l)
ke dalam kromatograf dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 3 mm x 1,8 m
berisi bahan pengisi 20% tahap diam G16 dengan partikel
penyangga S1A. pakailah helium P sebagai gas
pembawa, laju alir lebih kurang 40 ml per menit.
Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom masing-
masing pada 250º, 310º dan 140º. dan naikkan suhu
kolom 6º per menit sampai 200º. Luas puncak N,N-
dietilanilina dengan waktu retensi lebih kurang 4,9 menit
tidak kurang dari 99% dari luas total puncak.
Dietil eter P pakailah etil eter P.
Dietil eter anhidrat P pakailah etil eter anhidrat P.
Difenilamina P (C6H5)2NH; BM 169,23; [122-39-4];
murni pereaksi.
Difenilamin LP Larutkan 1,0 g difenilamina P dalam
100 ml asam sulfat P. Larutan harus tidak berwarna.
Difenil eter P Fenil eter P; (C6H5)2O; BM 170,21; [101-
84-8].
Pemerian Cairan tidak berwarna.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam asam
asetat glasial dan dalam sebagian besar pelarut organik.
Jarak lebur <1021> Antara 26º dan 28º.
Titik didih Lebih kurang 259º.
Difenilkarbazida P 1,5-Difenilkarbohidrazida;
(C6H5NHNH)2CO; BM 242,28; [140-22-7]; murni
pereaksi.
Difenilkarbazida LP Larutkan 0,2 g difenilkarbazida P
dalam 10 ml asam asetat glasial P dan encerkan dengan
etanol mutlak P sampai 100 ml.
Difenilkarbazon P Senyawa difenilkarbazon dengan s-
difenilkarbazida (1:1); C6H5NHNHCON:NC6H5.
C6H5NHNHCONHNHC6H5; BM 482,54; [538-62-5];
murni pereaksi.
Difenilkarbazon LP Larutkan 1,0 g hablur difenil-
karbazon P dalam 75 ml etanol P, lalu tambahkan
etanol P sampai 100 ml.
Wadah dan Penyimpanan Dalam botol berwarna
cokelat.
Digesti pankreatin kasein P Tripton P; suatu pepton
bakteriologi.
Pemerian Serbuk kuning keabu-abuan, bau khas,
namun tidak busuk.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol dan eter.
Kasein yang dipakai untuk digesti harus memenuhi
spesifikasi berikut:
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 2,5%.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 8%.
Asam bebas (sebagai asam laktat) Tidak lebih dari
0,25%.
Lemak Tidak lebih dari 0,5%.
Gula mereduksi Tidak lebih dari sesepora
Kehalusan Semua dapat melawati ayakan 20 mesh
Derajat peruraian Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air.
a) Tuangkan 1 ml larutan hasil urai dengan 0,5 ml
larutan yang terdiri dari 1 ml asam asetat glasial P
dalam 10 ml etanol encer P: tidak terbentuk cincin atau
endapan pada bidang batas dan bila dikocok tidak terjadi
kekeruhan (ini menampilkan tidak ada kasein yang tidak
terurai).
b) Campur 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml larutan
jenuh zink sulfat P: terbentuk sedikit endapan
(menampilkan adanya proteose). Saring dan ambil filtrat.
c) Pada 1 ml filtrat dari uji terdahulu tambahkan 3 ml
air dan 1 tetes air brom LP: terjadi warna merah ungu,
menyatakan adanya triptofan.
Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 10,0%;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan cara Kjeldahl, memakai zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 15%; lakukan
penetapan memakai 500 mg zat dan 1 ml asam
sulfat P.
Nitrit Pada 5 ml larutan digesti (1 dalam 50)
tambahkan 0,5 ml sulfanil- -naftilamina LP campurkan,
dan diamkan selama 15 menit: tidak terjadi warna merah
muda atau merah.
Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air.
Ratakan 0,01 ml pada lempeng kaca 1 cm2. Warnai
dengan pewarna Gram. Amati di bawah mikroskop
dengan lensa minyak imersi. Tidak lebih dari 50
mikroorganisme jumlah atau kelompok tampak pada 10
pengamatan berturut-turut.
Uji bakteriologi Larutan hasil uji memenuhi uji bahan
nutrisi bakteri berikut.
Buat media dengan komposisi sebagai berikut:
(a) larutan hasil urai 2% dalam air
(b) larutan hasil urai 0,1% dalam air
(c) larutan hasil urai 1%, natrium klorida P 0,5%,
dekstrosa P 0,5% dalam air
(d) larutan hasil urai 1% dalam air
(e) larutan hasil urai 2%, natrium klorida P 0,5% agar
P 1,5% dalam air.
Atur semua media sampai pH 7,2 sampai 7,4.
Bebas dari karbohidrat yang dapat difermentasi Pada
media (a) tambahkan fenolftalein LP secukupnya sampai
warna cukup jelas, masukkan ke dalam tabung
fermentasi Durham dan masukkan ke dalam otoklaf.
Inokulasi dengan biakan Escherichia coli, berumur
24 jam, inkubasi selama 48 jam: tidak terjadi asam atau
hanya sesepora dan tidak terbentuk gas selama inkubasi.
Pembentukan indol Inokulasikan 5 ml media
(b) dengan Escherichia coli, inkubasi selama 24 jam dan
tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-
dimetilaminobenzaldehida LP terjadi warna merah muda
atau merah terang yang larut dalam kloroform P.
Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasikan 5 ml
media (c) dengan Aerobacter aerogenes inkubasikan
selama 24 jam. Lakukan penetapan dengan
menambahkan larutan natrium hidroksida P (1 dalam
10) ke dalam biakan dengan volume sama, kocok,
biarkan pada suhu ruang selama beberapa jam: terjadi
warna merah muda menampilkan adanya asetil
metilkarbinol.
Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan 5 ml
media (d) dengan Salmonella typhosa. Letakkan kertas
timbal asetat P antara sumbat kapas dan mulut tabung
sampai tergantung dengan ujung lebih kurang 5 cm dari
permukaan biakan. Inkubasikan selama 24 jam: bagian
bawah dari kertas timbal asetat terjadi warna hitam
kecokelatan (timbal sulfida).
Zat penunjang pertumbuhan Media pada penetapan di
atas menunjang pertumbuhan Escherichia coli,
Aerobacter aerogenes dan Salmonella typhosa. Pada
media (e) inokulasikan secara tusukan dengan Brucella
abortus, sesudah diinkubasi selama 48 jam menampilkan
pertumbuhan yang baik pada sepanjang penusukkan.
Pada media miring (e) inokulasikan Escherichia coli,
Aerobacter aerogenes, Salmonella typhosa,
Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus albus, menampilkan pertumbuhan yang
khas sesudah inkubasi selama 24 jam. Pada media (e)
tambahkan darah biri-biri atau darah kelinci 5%, sesudah
diinokulasi tuangkan ke dalam cawan Petri akan
menampilkan bidang alfa atau beta di sekeliling koloni
Pneumococcus dan Streptococcus beta hemolitik (grup
serologi A dan B), dapat dilihat sesudah inkubasi selama
24 jam dan lebih nyata sesudah 48 jam. Media (e)
ditambah dengan 10% darah dan dipanaskan sampai
suhu 80º sampai 90º sampai darah berubah warna
menjadi cokelat akan menampilkan pertumbuhan
gonococcus dalam waktu 48 jam, bila diinkubasi dalam
udara yang mengandung 10% karbon dioksida.
Digesti papaik tepung kedelai P Zat nutrisi mudah
larut yang diperoleh dari reaksi enzim papain pada
tepung kedelai yang dimurnikan dan dipekatkan.
Memenuhi spesifikasi yang tertera pada Digesti
pankreatik kasein P; kecuali yang berhubungan dengan
kandungan nitrogen dan menampilkan beberapa gula
mereduksi. Mengandung karbohidrat yang dapat
difermentasi dan menampilkan reaksi positif indol,
asetilmetilkarbinol dan sulfida pada inokulasi dan
inkubasi dengan organisme yang ditentukan.
Kandungan nitrogen Tidak kurang dari 8,5%; lakukan
penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, dengan
metode Kjeldahl terhadap zat yang telah dikeringkan
pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Digesti peptik jaringan hewan P Suatu pepton
bakteriologi.
Pemerian Serbuk, cokelat; bau khas, namun tidak
busuk.
Kelarutan Larut dalam air, tidak larut dalam etanol
dan dalam eter. Larutan (2 dalam 100) yang telah
diotoklaf: jernih dan bereaksi netral atau hampir netral.
Derajat peruraian Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air
pakailah untuk penetapan berikut:
(a) Tambahkan 0,5 ml larutan campuran asam asetat
glasial P-etanol encer P (1 dalam 10) ke atas 1 ml
larutan hasil urai: tidak terbentuk cincin atau endapan
pada batas kedua larutan, sesudah dikocok tidak terbentuk
kekeruhan, menampilkan semua protein telah terurai.
(b) Campuran 1 ml larutan hasil urai dengan 4 ml
larutan jenuh zink sulfat P: terbentuk sedikit endapan
menampilkan adanya beberapa proteose. Saring filtrat.
(c) Pada 1 ml filtrat di atas tambahkan 1 tetes brom
LP: warna kuning terang berubah menjadi merah
cokelat, menampilkan adanya triptofan.
Kandungan nitrogen, Susut pengeringan, Sisa pe-
mijaran dan Nitrit Lakukan penetapan seperti tertera
pada Digesti pankreatik kasein P.
Kandungan mikroba Larutkan 1 g zat dalam 10 ml air.
Ratakan 0,01 ml pada 1 cm2 kaca objek. Warnai dengan
pewarna Gram, amati dengan lensa minyak imersi: tidak
lebih dari 50 mikroba atau kelompok pada 10
pengamatan berturut-turut.
Uji bakteriologi Memenuhi uji nutrisi bakteri: Siapkan
media dengan komposisi sebagai berikut:
(a) 2% hasil urai dan merah fenol LP secukupnya
untuk memberi warna dalam air.
(b) 0,1% hasil urai dalam air.
(c) 0,1% hasil urai dan 0,5% dekstrosa P dalam air
(d) 1% hasil urai dalam air.
Atur semua media sampai pH akhir 7,2 - 7,4.
Masukkan 5 ml larutan (a) ke dalam tabung fermentasi
Durham dan masing-masing 5 ml larutan (b), (c) dan (d)
ke dalam tabung reaksi biasa. Masukkan ke dalam
otoklaf pada suhu 121º selama 15 menit. sesudah
dibiarkan 24 jam terbentuk asam oleh Escherichia coli
namun tidak oleh Streptococcus liquefaciens.
Karbohidrat terfermentasi Inokulasi larutan media (a)
dengan Escherichia coli dan dengan Streptococcus
liquefaciens: selama inkubasi 24 jam terbentuk asam
oleh Escherichia coli namun tidak oleh Streptococcus
liquefaciens.
Pembentukan indol Inokulasi Aerobacter aerogenes
dan Escherichia coli dalam media (b) inkubasi selama
24 jam. Tambahkan lebih kurang 0,5 ml p-dimetil-
aminobenzaldehida LP, terjadi warna merah muda atau
merah yang larut dalam kloroform P menampilkan
terbentuknya indol Escherichia coli; Aerobacter
aerogenes memberi reaksi negatif.
Pembentukan asetilmetilkarbinol Inokulasikan
Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes ke dalam
media (c) inkubasi selama 24 jam. Tambahkan ke dalam
kultur larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) volume
sama, kocok, biarkan pada suhu ruang selama beberapa
jam: terjadi warna merah muda menampilkan
terbentuknya asetil-metil-karbinol oleh Aerobacter
aerogenes; Escherichia coli memberi reaksi negatif.
Pembentukan hidrogen sulfida Inokulasikan
Salmonella typhosa ke dalam media (d), letakkan kertas
timbal asetat P pada sumbat kapas, pada mulut tabung
tergantung lebih kurang 5 cm di atas media. Inkubasi
selama 24 jam. Bagian bawah kertas timbal asetat
berwarna hitam kecokelatan (timbal sulfida).
Diisopropil eter P Isopropil eter P; [(CH3)2CH]2O; BM
102,18; [108-20-3].
Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah mengalir.
Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur
dengan etanol dan dengan eter. Sangat mudah terbakar.
[Catatan Tidak boleh dipakai jika dekat api. Tidak
boleh diuapkan sampai mendekati kering, sebab
cenderung terbentuk peroksida yang mudah meledak.]
Bobot jenis <981> Antara 0,716 dan 0,720.
Jarak destilasi <1011> Metode II Tidak kurang dari
95% terdestilasi pada suhu 65º dan 70º.
Peroksida Ke dalam gelas ukur bersumbat kaca yang
telah dicuci, dan dibilas dengan beberapa zat, masukkan
10 ml zat, tambahkan 1 ml larutan segar kalium iodida P
(1 dalam 10). Kocok dan diamkan selama 1 menit: tidak
terjadi warna kuning pada kedua lapisan (lebih kurang
0,001% sebagai H2O2).
Sisa penguapan [Catatan Jika ada peroksida, jangan
dilakukan procedure ini] Tidak lebih dari 1 mg (0,01%),
lakukan penetapan dengan menguapkan 14 ml (10 g) zat
dalam cawan dangkal yang telah ditara dan dikeringkan
pada suhu 105º selama 1 jam.
Keasaman Tambahkan 2 tetes biru bromotimol LP ke
dalam 10 ml air dalam labu Erlenmeyer 50 ml bersumbat
kaca, dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,010 N LV
sampai tepat berwarna biru sesudah dikocok kuat.
Tambahkan 5 ml zat dan titrasi dengan natrium
hidroksida 0,010 N LV: diperlukan tidak lebih dari
0,30 ml untuk mengembalikan warna biru (0,005%
sebagai CH3COOH). [Catatan Untuk penetapan secara
spektrofotometri pakailah isopropil eter yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut]:
Serapan Serapan pada 255 nm tidak lebih dari 0,2;
pakailah air sebagai blangko dan kuvet kuarsa 10 mm.
Dikalium fosfat P pakailah kalium fosfat dibasa P.
Dikalium hidrogen fosfat P pakailah kalium fosfat
dibasa P.
o-Diklorobenzen P C6H4Cl2; BM 147,00; [95-50-1].
Mengandung tidak kurang dari 98% C6H4Cl2.
Pemerian Cairan jernih, berwarna cokelat muda
kekuningan dan bau aromatik. Mendidih pada suhu lebih
kurang 180º.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat
bercampur dengan etanol dan dengan eter.
Bobot jenis <981> Antara 1,299 dan 1,301.
Indeks bias <1001> Antara 1,548 dan 1,550 pada suhu
25º.
Sisa penguapan Tidak lebih dari 50 mg (0,005%);
lakukan penetapan dengan menguapkan 80 ml zat pada
tangas uap dan keringkan pada 105º selama 1 jam.
Keasaman Tambahkan fenolftalein LP pada 25 ml
metanol P, dan titrasi dengan kalium hidroksida-etanol
0,02 N LV sampai warna merah muda tetap selama
15 detik. Pipet 25 ml zat ke dalam larutan, campur,
hindari kontak dengan udara dan titrasi dengan kalium
hidroksida-etanol 0,02 N LV: diperlukan tidak lebih dari
2,2 ml untuk mengembalikan warna merah muda (lebih
kurang 0,005%).
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas-cair
seperti tertera pada Kromatografi <931>, memakai
peralatan dan kondisi yang sesuai.
1,2-Dikloroetana P pakailah etilen diklorida P.
Diklorofluoresein P C20H10Cl2O5; BM 401,20; [76-54-0].
[Catatan Spesifikasi ini berlaku untuk isomer 4,5 dan
2,7 dari diklorofluoresein yang sesuai untuk pembuatan
diklorofluoresein LP.]
Pemerian Serbuk hablur, jingga pucat.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol dan dalam larutan alkali hidroksida.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,5%); lakukan
pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 200 mg zat dengan 5 tetes asam sulfat P.
Kepekaan Larutkan 100 mg zat dalam 60 ml etanol P,
tambahkan 2,5 ml natrium hidroksida 0,1N dan encerkan
dengan air sampai 100 ml. Tambahkan 1 ml larutan ini
pada larutan kalium iodida yang dibuat dengan
melarutkan 100 mg kalium iodida P yang ditimbang
saksama dan telah dikeringkan pada suhu 105º sampai
bobot tetap, dalam 50 ml air yang mengandung 1 ml
asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N
LV sampai warna endapan berubah dari jingga kuning
pucat menjadi merah muda. Selisih antara volume perak
nitrat 0,1 N LV yang diperlukan dan volume yang
dihitung tidak lebih besar dari 0,10 ml, volume yang
dihitung berdasarkan pada kandungan kalium iodida
dalam zat yang telah dikeringkan seperti ditetapkan
menurut Penetapan kadar yang tertera pada Kalium
Iodida dalam Farmakope negara kita V.
Diklorofluoresein LP Larutkan 100 mg dikloro-
fluoresein P dalam 60 ml etanol P, tambahkan 2,5 ml
natrium hidroksida 0,1 N, campur, dan encerkan dengan
air sampai 100 ml.
Diklorokuinonkloroimina P pakailah 2,6-dikloro-
kuinon-klorimida P.
2,6-Diklorokuinon-klorimida P 2,6-Dikloro-N-kloro-p-
benzakuinon imina; O:C6H2Cl2:NCl; BM 210,44.
Pemerian Serbuk hablur, kuning pucat.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol
dan dalam larutan alkali hidroksida encer.
Kelarutan dalam etanol Larutan 100 mg zat dalam
10 ml etanol P: larut sempurna dan jernih.
Jarak lebur <1021> Antara 65º dan 67º.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1 mg (0,2%);
lakukan penetapan dengan memijarkan 500 mg zat
dengan 0,5 ml asam sulfat P.
Kepekaan memenuhi syarat uji kepekaan yang tertera
pada 2,6-dibromokuinon-klorimida P.
Diklorometana P pakailah metilen klorida P.
Diklorotetra fluoroetana P pakailah Diklorotetra
fluoroetana seperti tertera pada monografi Farmakope
negara kita V.
p-Dimetilaminobenzaldehida P (CH3)2NC6H4CHO;
BM 149,19; [100-10-7]; murni pereaksi.
p-Dimetilaminobenzaldehida LP Larutkan 125 mg p-
dimetilaminobenzaldehida P dalam campuran dingin 65
ml asam sulfat P dan 35 ml air, tambahkan 0,05 ml
besi(III) klorida LP. pakailah dalam 7 hari.
p-Dimetilaminosinamaldehida P (CH3)2NC6H4 CH:
CHCHO; BM 175,23.
Pemerian Serbuk, kuning jingga
Kelarutan Larut dalam aseton, dalam alkohol dan
dalam benzen.
Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 136°.
N,N Dimetilanilina P C6H5N(CH3); BM 121,18; [121-
69-7].
Pemerian Cairan kuning muda. Cairan jernih, tidak
berwarna bila baru didestilasi, namun lalu menjadi
kemerahan atau cokelat kemerahan.
Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam etanol,
dalam kloroform, dalam eter, dan dalam asam mineral
encer.
Bobot jenis <981> Lebih kurang 0,960.
Suhu beku <1101> Lebih kurang 2º.
Indeks bias <1001> Antara 1,5571 dan 1,5591;
lakukan penetapan pada suhu 20º.
Jarak didih Destilasi 100 ml zat: perbedaan antara
suhu dan waktu terdestilasi 1 ml dan 95 ml, tidak lebih
dari 2,5º. Suhu didih pada tekanan 760 mmHg 194,2º;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Hidrokarbon Larutkan 5 ml zat dalam campuran
10 ml asam klorida P dan 15 ml air: terjadi larutan
jernih dan tetap jernih pada pendinginan sampai lebih
kurang 10º.
Anilina atau monometilanilina Masukkan 5 ml zat ke
dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 5 ml
larutan anhidrida asetat P dalam benzen P (1 dalam 10),
campur dan diamkan selama 30 menit. Tambahkan 30,0
ml natrium hidroksida 0,5 N LV, kocok dan tambahkan
fenolftalein LP, titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV:
memerlukan tidak lebih dari 0,30 ml natrium hidroksida
0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan beberapa zat (lebih kurang 0,2 μl) ke
dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 1,8 m x 3 mm
berisi bahan pengisi 20% tahap diam G16 dengan partikel
penyangga S1A. pakailah helium P sebagai gas
pembawa, laju alir lebih kurang 40 ml per menit.
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing
pada 250º dan 310º. Atur suhu awal kolom 50º dan
naikkan 10º per menit sampai 200º. Luas puncak
N,N-dimetilanilina dengan waktu retensi lebih kurang
11,5 menit tidak kurang dari 99% dari luas total puncak.
N,N-Dimetilasetamida P C4H9NO; BM 87,12;
[127-19-5]. pakailah pereaksi mutu KCKT atau
spektrofotometri.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan
beberapa pelarut organik.
Dimetilformamida P N,N-Dimetilformamida;
HCON(CH3)2; BM 73,09; [68-12-2]; murni pereaksi.
Dimetilglioksima P; C4H8N2O2; BM 116,1; [95-45-4];
murni pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur putih atau serbuk tidak
berwarna.
Suhu lebur Lebih kurang 240° dengan peruraian.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%.
N,N-Dimetiloktilamina P C10H23N; BM 157,30; [7378-
99-6].
Pemerian Cairan tidak berwarna.
Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada
suhu 20º.
Dimetil sulfoksida P pakailah metil sulfoksida P.
1,2-Dimetoksietana P C4H10O2; BM 90,12; [110-71-4].
Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, bau eter
sangat tajam.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol; larut dalam pelarut hidrokarbon. Dapat
membentuk peroksida.
Jarak didih Tidak kurang dari 95% terdestilasi pada
suhu antara 83º dan 86º; lakukan penetapan seperti
tertera pada Uji Pereaksi.
Indeks bias <1001> Antara 1,379 dan 1,381; lakukan
penetapan pada suhu 20º.
Keasaman Pada 20 ml tambahkan biru bromofenol LP
dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,020 N LV:
diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml (lebih kurang 0,015%
sebagai CH3COOH).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%.
N,N Dimetiloktilamin P C10H23N; BM 157,30; [7378-
99-6].
Pemerian Cairan tidak berwarna.
Indeks bias <1001> 1,4243; lakukan penetapan pada
20º.
Dinatrium edetat P pakailah dinatrium
etilendiaminatetraasetat P.
Dinatrium etilendiaminatetraasetat P Garam natrium
asam (etilendinitrilo)tetraasetat dihidrat; Dinatrium
edetat, C10H14N2O8Na2.2H2O; BM 372,24; murni
pereaksi.
Dinatrium etilendiaminatetraasetat LP (Dinatrium
edetat LP) Larutkan 1 g dinatrium etilendiaminatet-
raasetat P dalam 950 ml air, tambahkan 50 ml etanol P,
dan campur.
Dinatrium fosfat P pakailah natrium fosfat dibasa P.
Dinatrium hidrogen fosfat P pakailah natrium fosfat
dibasa P.
Dinatrium hidrogen sitrat P C6H6Na2O7. 1½H2O; BM
263,1; [144-33-2]; murni pereaksi.
2,4-Dinitrofenilhidrazin P 2,4-C6H3(NO2)2NHNH2;
BM 198,14; [119-26-6]; mengandung tidak kurang dari
97%, pakailah pereaksi yang sesuai.
Pemerian Hablur merah jingga; jika dilihat di bawah
mikroskop terlihat sebagai bentuk jarum warna kuning
jeruk.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam asam organik
encer.
2,4-Dinitroflurobenzen P 1-Fluoro-2,4-dinitroben-zena
P; C6H3FN2O4; BM 186,10; [70-34-8]; pakailah mutu
pereaksi yang sesuai.
Pemerian Padatan kuning muda.
Dioksan P Dietilen dioksida; 1,4-dioksan P; C4H8O2;
BM 88,11; [123-91-1]; murni pereaksi.
Dioktil natrium sulfosuksinat P C20H37NaO7S; BM
444,6; [577-11-7]; murni pereaksi. Mengandung lebih
kurang 90% C20H37NaO7S.
Pemerian Serpihan seperti malam, putih
- ’-Dipiridil P pakailah 2,2’-bipiridina P.
Dipikrilamina P pakailah heksanitrodifenilamina P.
Disiandiamida P H2NC(=NH)NHCN; BM 84,08; murni
pereaksi.
Pemerian Serbuk hablur putih.
Suhu lebur Lebih kurang 211º.
5,5-Ditiobis (asam 2-nitrobenzoat) P 3-karboksi-4-
nitrofenil disulfida; Pereaksi Ellman; C14H8N2O8S2; BM
396,35; [69-78-3].
Pemerian Sebuk kuning
Titik leleh Lebih kurang 242°
Kelarutan Agak sukar larut dalam etanol.
Ditizon P Difeniltiokarbazon; Asam fenilazotioformat 2-
fenilhidrazida; C6H5N:NCSNHNHC6H5; BM 256,32;
[60-10-6]; murni pereaksi.
Ditizon LP (A) Buat larutan segar ditizon P 0,05%
dalam kloroform P.
Ditizon LP Larutkan 25,6 mg ditizon P dalam 100 ml
etanol P. Simpan di tempat dingin dan pakailah dalam 2
bulan.
Dodesil natrium sulfonat P Natrium 1-dodekanasufonat;
Garam natrium Asam 1-dodekanasulfonat; C12H25SO3Na;
BM 272,38; [2386-53-0]; pakailah mutu pereaksi yang
sesuai.
Pemerian Padatan, serbuk putih.
Kelarutan Satu gram zat larut dalam 50 ml air hangat
menghasilkan larutan jernih, tidak berwarna.
Dokusat natrium P pakailah Dioktil natrium
sulfosuksinat P.
Domifen bromida P C22H40BrN; BM 414,5; [538-71-6];
pakailah mutu pereaksi yang sesuai.
n-Dotriakontana P C32H66; BM 450,9; pakailah mutu
peraksi yang sesuai.
Pemerian Lempeng, putih.
Jarak lebur <1021> Lebih kurang 69º.
Dragendorff LP Campur 850 mg bismut subnitrat P
dengan 40 ml air dan 10 ml asam asetat glasial P
(Larutan A). Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 ml
air (Larutan B). Campur volume sama Larutan A dan
Larutan B sebagai larutan persediaan yang dapat
disimpan selama beberapa bulan dalam botol cokelat.
Campur 10 ml larutan persediaan dengan 20 ml asam
asetat glasial P, encerkan dengan air sampai 100 ml.
Ekstrak daging sapi P Kaldu daging sapi konsentrat
diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa
lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan
kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai
terbentuk residu kental berbentuk pasta. Masa berbentuk
pasta, berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat tua,
bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Simpan dalam
wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
Larutan uji Larutkan 25 g zat dalam air sampai 250
ml. Diperoleh larutan yang jernih dan bebas endapan.
Penetapan kadar nitrogen dari zat larut dalam etanol
Tidak kurang dari 60 mg; lakukan penetapan sebagai
berikut: masukkan beberapa filtrat etanol, dan hasil
pencucian dari uji Zat tak larut dalam etanol, setara
dengan 1 g zat padat larut dalam etanol, ke dalam labu
Kjeldahl 500 ml. Tambahkan lebih kurang 10 g serbuk
kalium sulfat P dan 20 ml asam sulfat P. Panaskan
campuran pada suhu rendah sampai busa berkurang,
lalu naikkan suhu dan didihkan sampai campuran
menjadi kuning pucat atau hampir tidak berwarna.
Dinginkan labu, tambahkan lebih kurang 250 ml air dan
tambahkan hati-hati larutan natrium hidroksida P
(3 dalam 10) sampai bersifat basa, lalu tambahkan
lagi 5 ml. Sambungkan segera labu dengan pendingin
sampai ujung pipa tempat destilat menetes terbenam di
bawah permukaan 50,0 ml asam sulfat 0,1 N LV di dalam
labu penampung. Destilasi campuran sampai diperoleh
lebih kurang 100 ml destilat yang ditampung dalam larutan
asam. Tambahkan merah metil LP dan titrasi kelebihan
asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
Tiap ml asam sulfat 0,1 N
setara dengan 1,401 mg N
Penetapan kadar nitrogen sebagai amonia Masukkan
100 ml Larutan uji ke dalam labu Kjeldahl 500 ml,
tambahkan 5 g barium karbonat P dan 100 ml air,
sambungkan labu pada pendingin sampai ujung pipa
tempat destilat menetes terbenam di bawah larutan 50,0
ml asam sulfat 0,1 N LV di dalam labu penampung.
Destilasi campuran sampai diperoleh lebih kurang 100
ml destilat yang ditampung dalam larutan asam,
tambahkan merah metil LP, dan titrasi kelebihan asam
dengan natrium hidroksida 0,1 N LV.
Tiap ml asam sulfat 0,1 N
setara dengan 1,703 mg NH3
Jumlah amonium hidroksida tidak lebih dari 0,35% dari
padatan jumlah dalam Larutan uji yang dipakai .
Padatan jumlah Tidak kurang dari 75%; ratakan
10 ml Larutan uji di atas pasir atau asbes bersih dan
kering, yang telah ditara dalam cawan porselen, dan
keringkan pada suhu 105º selama 16 jam. Residu tidak
kurang dari 750 mg.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 30% dari
padatan jumlah. Pijarkan residu yang diperoleh dari uji
Padatan jumlah.
Klorida terhitung sebagai natrium klorida Larutkan
abu yang diperoleh dari uji Sisa pemijaran dalam lebih
kurang 50 ml air dan masukkan secara hati-hati ke dalam
labu tentukur 100-ml. Tambahkan beberapa tetes asam
nitrat P dan 10,0 ml perak nitrat 0,1 N LV. Tambahkan
air sampai tanda, kocok. Saring ke dalam labu kering
melalui penyaring kering, buang 10 ml filtrat pertama.
Pada 50,0 ml filtrat berikutnya, tambahkan 1 ml besi(III)
amonium sulfat LP dan titrasi dengan amonium tiosianat
0,1 N LV.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 5,844 mg NaCl
Bobot klorida yang terhitung sebagai natrium klorida,
jika dikalikan 2, tidak lebih dari 6% dari padatan jumlah.
Zat tak larut dalam etanol Pipet 25 ml Larutan uji ke
dalam labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 50 ml etanol
P, kocok kuat. Kumpulkan endapan dalam penyaring
seimbang, cuci tiga kali, tiap kali dengan campuran
2 volume etanol P dan 1 volume air, keringkan pada
suhu 105º selama 2 jam. Bobot endapan, menampilkan
zat padat tidak larut dalam etanol: tidak lebih dari 10%
dari padatan jumlah dari Larutan uji yang dipakai .
Nitrat Didihkan 10 ml Larutan uji selama 1 menit
dengan 1,5 g arang aktif P, tambahkan air untuk
mengganti bagian air yang menguap, saring. Tambahkan
1 tetes filtrat pada 3 tetes larutan difenilamina P
(1 dalam 100) dalam asam sulfat P: tidak terjadi warna
biru.
Ekstrak ragi P Turunan sel ragi (Saccharomyces)
seperti pepton, yang larut dalam air, dibuat dalam
kondisi optimum, dijernihkan dan dikeringkan sampai
diperoleh serbuk kuning kemerahan sampai cokelat: bau
khas namun tidak berbau busuk. Larutan dalam air,
bereaksi agak asam, dan berwarna kuning sampai
cokelat. Tidak mengandung karbohidrat yang
ditambahkan: 1 g ekstrak ragi setara dengan tidak kurang
dari 7,5 g ragi.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 15%; lakukan
penetapan memakai 500 mg zat dengan 1 ml asam
sulfat P.
Protein terkoagulasi Didihkan filtrat larutan dalam air
(1 dalam 20) yang telah disaring: tidak terbentuk
endapan.
Klorida Tidak lebih dari 5% Cl, dihitung sebagai
natrium klorida; lakukan penetapan seperti tertera pada
Uji Pereaksi.
Kandungan nitrogen Antara 7,2% dan 9,5% N;
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
dengan metode Kjeldahl memakai zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105º sampai bobot tetap.
Kandungan mikroba Memenuhi syarat uji kandungan
mikroba seperti tertera pada Digesti pankreatik kasein P.
Emas klorida P Asam kloraurat; HAuCl4.3H2O; BM
393,83; [16903-35-8]; murni pereaksi.
Emas klorida LP Larutkan 1 g emas klorida P dalam 35
ml air.
Enzim basa fosfatase P; murni pereaksi.
Eosin Y P Eosin kekuningan Y; Natrium Tetrabromo
Fluorosein; C20H6Br4Na2O5; BM 691,85; [17372-87-1]
Pemerian Serbuk atau lempengan merah sampai
merah kecokelatan.
Kelarutan Larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol.
Sifat warna Larutan (1 dalam 500) berwarna
kekuningan sampai merah keunguan dengan fluoresensi
kehijauan. Larutan (1 dalam 12.0000) dalam etanol P
berwarna merah muda sampai merah keunguan dengan
fluoresensi kuning kehijauan. Penambahan asam mineral
pada larutan (1 dalam 100) membentuk endapan jingga
sampai jingga kemerahan dari tetrabromofluoresein.
Pada penambahan 2 ml larutan jenuh natrium hidroksida
P pada 10 ml larutan (1 dalam 100) terbentuk endapan
merah.
Eosin Y LP Indikator adsorpsi Larutkan 50 mg eosin Y
P dalam 10 ml air.
Eriokrom sianin R P C23H15Na3O9S; BM 536,40;
[3564-18-9]
Pemerian Serbuk merah cokelat
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Daya larut 200 mg zat dalam 100 ml air membentuk
larutan jernih dan bebas dari zat yang tidak larut selama
30 menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika
gel P sampai bobot tetap.
Sisa pemijaran <301> Antara 42,0% dan 44,0% bobot
kering (hasil teoritis ±42,9% Na2SO4); lakukan
penetapan memakai 500 mg zat dengan
penambahan 1 ml asam sulfat P dan 2 ml asam nitrat P.
Kepekaan Tambahkan 2 ml larutan (1 dalam 1000)
pada 1 ml larutan alumunium sulfat P (1 dalam 10.000),
panaskan pada suhu 37º±3º selama 5 menit, dinginkan,
dan tambahkan 1 ml natrium asetat LP: akan terbentuk
warna merah tua sampai ungu-merah dalam waktu tidak
lebih dari 5 menit.
Eriokrom sianin R LP Larutkan 750 mg eriokrom
sianin R P dalam 200 ml air, tambahkan 25 g natrium
klorida P, 25 g amonium nitrat P, dan 2 ml asam nitrat
P, dan encerkan dengan air sampai 1000 ml.
Etanal P pakailah asetaldehida P.
Etanol P Alkohol P; Etil alkohol P; C2H5OH; BM
46,07; [64-17-5]. pakailah Etanol seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Etanol 70% P, 80% P, 90% P Campur etanol P dan
air dengan perbandingan seperti Tabel berikut:
pengukuran dilakukan pada suhu 25º.
Persen
volume
C2H5OH
pada suhu
15,56º
Bobot
jenis
pada
suhu
25º
Perbandingan
relatif
Jumlah ml
etanol 94,9%
yang
dibutuhkan
per 100 ml
Etanol
P (ml)
Air (ml)
70 0,884 38,6 15 73,7
80 0,857 45,5 9,5 84,3
90 0,827 51 3 94,8
Etanol absolut P pakailah etanol mutlak P.
Etanol bebas aldehida P Larutkan 2,5 g timbal(II)
asetat P dalam 5 ml air, tambahkan pada 1000 ml etanol
P dalam botol bersumbat kaca, dan campur. Larutkan 5
g kalium hidroksida P dalam 25 ml etanol P hangat,
dinginkan, dan tambahkan perlahan-lahan sambil diaduk
ke dalam larutan timbal(II) asetat P dalam etanol
ini . sesudah 1 jam kocok kuat, biarkan semalam,
enaptuangkan beningan dan destilasi untuk mendapatkan
etanol bebas aldehida.
Etanol dehidrat P pakailah etanol mutlak P.
Etanol encer P Etanol encer yaitu campuran etanol P
dalam air. Mengandung tidak kurang dari 41,0% dan
tidak lebih dari 42,0% b/b setara dengan tidak kurang
dari 48,4% dan tidak lebih dari 49,5% v/v C2H5OH pada
suhu 15,56º. Etanol encer dibuat dengan mencampur 500
ml etanol P dan 500 ml Air Murni yang diukur secara
terpisah dan campuran diukur pada suhu 25º, volume
campuran lebih kurang 970 ml.
Bobot jenis <981> Antara 0,935 dan 0,937 pada suhu
15,56º; antara 41,0% dan 42% b/b atau antara 48,4% dan
49,5% v/v C2H5OH.
Uji lain Memenuhi uji lain yang tertera dalam Etanol;
lakukan penyesuaian berdasarkan perbedaan kadar
C2H5OH.
Etanol mutlak P Etanol absolut; Etil alkohol absolut;
Etanol dehidrat; C2H5OH, BM 46,07; murni pereaksi.
Mengandung C2H5OH tidak kurang dari 99,5% b/b atau
99,7% v/v.
Pemerian Cairan tidak berwarna, higroskopis, bau
khas.
Suhu didih Lebih kurang 78º.
Bobot per ml Lebih kurang 790 mg.
Etanol netral P Pada beberapa etanol P tambahkan
2 atau 3 tetes fenolftalein LP dan natrium hidroksida
0,02 N atau 0,1 N secukupnya sampai terjadi warna
merah muda pucat. Buat etanol netral P segera sebelum
dipakai .
Eter P pakailah etil eter P.
Eter bebas peroksida P Kocok 1000 ml eter P dengan
20 ml larutan besi(II) sulfat P dalam air (30 g dalam
55 ml) dan 3 ml asam sulfat P, sampai tidak terbentuk
warna biru bila beberapa kecil zat dikocok dengan
larutan kalium iodida P 2% dan 0,1 ml kanji LP.
Eter minyak tanah P Petroleum eter P; murni pereaksi.
Pemerian Cairan tidak berwarna, mudah menguap,
sangat mudah terbakar, diperoleh dari minyak tanah,
terdiri dari campuran hidrokarbon parafin rendah, seperti
fraksi berikut:
Jarak didih Bobot per ml
30º sampai 40º Lebih kurang 0,63 g
40º sampai 60º Lebih kurang 0,64 g
50º sampai 70º Lebih kurang 0,66 g
60º sampai 80º Lebih kurang 0,67 g
80º sampai 100º Lebih kurang 0,70 g
100º sampai 120º Lebih kurang 0,72 g
120º sampai 160º Lebih kurang 0,75 g
Eter mutlak P Etil eter anhidrat P; Eter absolut; Dietil
eter anhidrat; (C2H5)2O; BM 74,12; murni pereaksi.
Etil alkohol P pakailah Etanol seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Etil alkohol absolut P pakailah etanol mutlak P.
Etil asetat P CH3COOC2H5; BM 88,11; [141-78-6];
murni pereaksi.
Etil benzoat P C9H10O2; BM 150,17; [93-89-0].
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna. Berbau
aromatis.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat
bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan
eter.
Indeks bias <1001> Antara 1,5048 dan 1,5058;
lakukan penetapan pada suhu 20º.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan zat secukupnya ke dalam kromatograf
yang dilengkapi dengan kolom baja tahan karat 3 mm x
2,4 m berisi bahan pengisi 20% tahap diam G16 dengan
partikel penyangga S1A. pakailah helium P sebagai gas
pembawa. Pertahankan suhu injektor, kolom dan
detektor masing-masing pada 180º, 195º dan 250º. Luas
puncak etil benzoat tidak kurang dari 98% dari jumlah
luas puncak.
Etil eter P Dietil eter P; eter P; (C2H5)2O; BM 74,12;
murni pereaksi.
Etil eter anhidrat P Dietil eter anhidrat P; Eter mutlak P;
(C2H5)2O; BM 74,12;[60-29-7]; murni pereaksi.
Etil metil keton P pakailah butan-2-on P
Etilen oksida P Oksiran; C2H4O; BM 44,05; [75-21-8];
murni pereaksi.
Pemerian Gas tidak berwarna, titik cair lebih kurang
12º.
Etilen oksida dalam metilen klorida P (50 mg per ml);
pakailah mutu pereaksi yang sesuai.
Etil sianoasetat P CNCH2COOC2H5; BM 113,11;
[105-56-6].
Pemerian Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat,
bau enak. Pada tekanan atmosfer, mendidih antara 205°
dan 209° disertai peruraian. Pada tekanan 10 mmHg
terdestilasi pada suhu lebih kurang 90°.
Kelarutan Sukar larut dalam air; dapat bercampur
dengan etanol dan eter.
Bobot jenis <981> Antara 1,057 dan 1,062; lakukan
penetapan pada suhu 20°.
Keasaman Larutkan 2 ml zat dalam 25 ml etanol
netral P, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,10 N LV: diperlukan tidak lebih
dari 1,5 ml natrium hidroksida 0,10 N untuk terjadi
warna merah muda.
Etilena diklorida P 1,2-Dikloroetana P; C2H4Cl2; BM
98,96; [107-06-2]; murni pereaksi.
Etilendiamina P 1,2-Diaminoetan; C2H8N2; BM 60,10;
[107-15-3]. Mengandung tidak kurang dari 99% C2H8N2.
[Perhatian Hati-hati dalam pemakaian
etilendiamina sebab dapat menyebabkan rasa terbakar
pada kulit dan uapnya dapat mengiritasi. Catatan
Etilendiamina bersifat alkali kuat, sangat mudah
menyerap karbon dioksida udara membentuk karbonat
yang tidak mudah menguap. Lindungi etilendiamina
terhadap paparan udara.]
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau agak
kuning; bau seperti amoniak; bereaksi alkali kuat.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol.
Identifikasi Tambahkan 3 tetes larutan zat (1 dalam 6)
pada 2 ml larutan tembaga(II) sulfat P (1 dalam 100),
kocok: terjadi warna biru keunguan.
Penetapan kadar Pipet 1 ml zat ke dalam labu
Erlenmeyer bersumbat kaca berisi lebih kurang 25 ml air
yang telah ditara, encerkan dengan air sampai lebih
kurang 75 ml, tambahkan indikator campuran hijau
bromokresol LP dan merah metil LP (5 dalam 6). Titrasi
dengan asam klorida 1 N LV. Lakukan penetapan
blangko.
Tiap ml asam klorida 1 N
setara dengan 30,05 mg C2H8N2
Etilen glikol P HOCH2CH2OH; BM 62,07; [107-21-1].
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental,
higroskopis; praktis tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam benzen, sedikit
larut dalam eter; dapat bercampur dengan air dan etanol.
Bobot jenis Lebih kurang 1,11.
Jarak didih Antara 194° dan 200°; lakukan penetapan
seperti tertera pada Uji Pereaksi.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 5,5 mg
(0,005%). Uapkan 100 ml (110 g) zat di dalam cawan
penguap yang telah ditara di atas nyala api sampai uap
terus terbakar sesudah api dimatikan. Biarkan uap
terbakar sampai zat habis. Pijarkan pada suhu 800±25°
selama 1 jam, dinginkan dan timbang.
Keasaman Tidak lebih dari 0,01% sebagai
CH3COOH. Tambahkan 0,2 ml merah fenol LP pada
50 ml air dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV
sampai titik akhir berwarna merah. Tambahkan 50 ml
(55 g) zat dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 1 ml untuk
terjadinya kembali warna merah.
Klorida Tidak lebih dari 0,025 mg klorida (5 bpj);
lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 4,5 ml (5 g) zat.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,20%.
1-Etilkuinaldinium iodida P C12H14IN; BM 299,15;
[606-55-3]. Mengandung tidak kurang dari 97,0%
C12H14IN.
Pemerian Padatan, berwarna hijau kuning.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 290
mg zat, larutkan dalam 100 ml air, dan tambahkan 10 ml
asam asetat glasial P. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N
LV, tetapkan titik akhir secara potensiometri. Lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 29,92 mg C12H14IN
Etilparaben P pakailah Etilparaben seperti tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Faktor Xa (Faktor X teraktivasi) untuk uji
Antifaktor Xa P Faktor Xa yaitu enzim proteolitik
yang diperoleh dari plasma sapi, untuk memecah
protrombin menjadi thrombin. Faktor Xa yaitu suatu
glikoprotein dengan bobot molekul 40.000. Satu unit
faktor Xa yaitu jumlah Faktor X teraktivasi (55.000 Da
waktu nonaktif) yang terkandung dalam 1 ml plasma
normal. Dengan elektroforesis-gel seperti tertera pada
Elektroforesis <831>, protein utama penyusun tidak
kurang dari 90% dari zona protein total. Di dalam Faktor
Xa untuk uji Anti-faktor Xa, enzim diaktifkan oleh bisa
ular Russel, lalu zat pengaktivasi dihilangkan
dengan cara kromatografi. Sediaan distabilkan dengan
albumin sapi dan dibekukeringkan. Aktivitas spesifik
Faktor Xa untuk uji Anti-Faktor Xa sesuai dengan tidak
kurang dari 40 unit Faktor Xa FI per mg protein, jika
diuji dengan cara berikut: Campur 0,1 ml larutan jenuh
sefalin yang berasal dari tromboplastin otak kelinci
(setara dengan tromboplastin dari lebih kurang 20 mg
serbuk aseton otak kelinci per ml) dalam plasma sapi
dan 0,1 ml kalsium klorida 0,025 M, segera tambahkan
0,1 ml larutan Faktor Xa yang sesuai dengan kadar
0,01 mg protein spesifik per ml dan simpan pada suhu
37º: terjadi penjendalan dalam 15 detik. Faktor Xa untuk
uji Anti-faktor Xa di dalam larutan yang mengandung
0,4 unit Faktor Xa FI per ml dalam dapar pH 8,4 seperti
tertera pada monografi Heparin Natrium memenuhi uji
bebas thrombin: tidak terjadi penjendalan dari kelebihan
fibrinogen murni dalam waktu 24 jam jika disimpan
pada suhu 20° tanpa ion kalsium.
Fast blue B, garam P Garam biru B tahan cuci P;
Garam biru tidak luntur; C14H12N4O2.ZnCl4; BM
475,47; [91-91-8].
Pemerian Serbuk hijau.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 110°
selama 1 jam.
Serapan Larutkan 50 mg zat dalam 100 ml air. Dalam
wadah lain larutkan 100 mg 2-naftol P dalam 100 ml 2-
metoksietanol P. Pipet 5 ml larutan uji dan 10 ml larutan
2-naftol P ke dalam labu tentukur 100-ml, dan encerkan
dengan aseton P sampai tanda. Buat blangko, pipet 5 ml
air dan 10 ml larutan 2-naftol P ke dalam labu tentukur
100-ml lain dan encerkan dengan aseton P sampai tanda.
Ukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan
maksimum 545 nm: serapan tidak kurang dari 0,80.
Fast blue BB, garam P (C17H18ClN3O3)2.ZnCl2; BM
831,89; [15710-69-7].
Pemerian Serbuk kuning.
Jarak lebur Lebih kurang 162º dengan peruraian.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air.
Klorida Tidak kurang dari 15% klorida. Timbang
saksama lebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam
gelas piala yang sesuai. Tambah 25 ml aseton P, 25 ml
air dan 500 mg natrium nitrat P. Aduk sampai larut.
Titrasi dengan perak nitrat 0,01 N LV, tetapkan titik
akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan blangko.
Fehling, Larutan pakailah tembaga(II) tartrat alkali LP.
1,10-Fenantrolin P Ortofenantrolin; C12H8N2.H2O; BM
198,22; [5144-89-8]; murni pereaksi.
1,10-Fenantrolin hidroklorida P o-Fenantrolin
monohidroklorida monohidrat; C12H8N2.HCl.H2O; BM
234,69; pakailah mutu pereaksi yang sesuai.
Fenil eter P pakailah difenil eter P.
3-Fenilfenol P m-Fenilfenol P; C6H5C6H4OH; BM
170,21; [580-51-8].
Pemerian Serbuk kristal putih atau hampir putih.
Jarak lebur <1021> Antara 76° dan 79°.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Suntikkan larutan zat secukupnya ke dalam
kromatograf yang dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala dan kolom kapiler 30 m x 0,25 mm berisi bahan
pengisi tahap diam G1. pakailah helium P sebagai gas
pembawa. Pertahankan suhu injektor dan detektor
masing-masing pada 250° dan 310°. Pertahankan suhu
kolom pada 150° dan naikkan suhu 15° per menit sampai
250°. Luas puncak fenilfenol tidak kurang dari 98% dari
jumlah luas puncak.
m-Fenilfenol P pakailah 3-Fenilfenol P.
Fenilhidrazin hidroklorida P; C6H5NHNH2.HCl; BM
144,60; [59-88-1].
Pemerian Serbuk, putih atau hampir putih.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol.
Daya larut Larutkan masing-masing 500 mg zat
dalam 10 ml air dan dalam 10 ml etanol P,
menghasilkan larutan jernih yang larut sempurna atau
hampir sempurna.
Jarak lebur <1021> Antara 242° dan 246° dengan
sedikit menjadi gelap.
Sisa pemijaran Tidak lebih dari 1 mg (0,1 %); lakukan
pemijaran seperti tertera pada Uji Pereaksi,
memakai 1 g zat dengan 0,5 ml asam sulfat P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
Fenilhidrazin-asam sulfat LP Larutkan 65 mg
fenilhidrazin hidroklorida P dalam 100 ml campuran
volume sama asam sulfat P dan air yang sudah
didinginkan.
Fenilmerkuri nitrat P pakailah Fenilraksa(II) nitrat
seperti tertera pada monografi Farmakope negara kita V.
Fenoksibenzamina hidroklorida P [N-(2-kloro-etil)-N-
(1-metil-2-fenoksietil) benzilamina hidroklorida];
C18H22ClNO.HCl; BM 340,29; [63-92-3]
Pemerian Serbuk hablur putih.
Suhu lebur <1021> Antara 137° dan 140°.
Serapan jenis Larutkan masing-masing 500 mg dalam
10 ml air. Serapan jenis dalam kloroform P pada rentang
panjang gelombang 272 nm sampai 290 nm yaitu 178.
Fenol P [108-95-2]; murni pereaksi.
.
Fenol murni P pakailah fenol P yang dimurnikan
dengan cara sebagai berikut: Refluks beberapa tertentu
zat dalam alat refluks gelas. Lelehkan fenol dan refluks
selama 20 menit dengan mengalirkan nitrogen P ke
dalam fenol yang meleleh. Hentikan aliran nitrogen, dan
lakukan destilasi lagi dengan perbandingan refluks 10:1.
Hangatkan 3 g fenol yang telah didestilasi dengan 10 ml
asam sulfat P, pada suhu 95°C selama 10 menit: warna
campuran tidak lebih tua dari warna asam dengan
volume yang sama.
Fenol cair P pakailah Fenol Cair yang tertera pada
monografi Farmakope negara kita V.
Fenolftalein P pakailah Fenolftalein P seperti tertera
pada Indikator dan Kertas Indikator.
Fenolftalein LP Larutkan 1 g fenolftalein P 0,1% dalam
100 etanol P.
Fenolftalein encer LP Larutkan 1 g fenolftalein P 0,1%
dalam etanol 80% P. Lakukan uji kepekaan sebagai
berikut: