Kamis, 05 Desember 2024

farmakope 2




 nasi. 

Imunoserum direkonstitusi segera sebelum dipakai . 

    Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan 

enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada pH 

6,0. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa 

sesampai  kehilangan aktivitas tidak lebih dari 5% per 

tahun bila disimpan pada pH 6,0 pada suhu 20° dan 

tidak lebih dari 20% per tahun bila disimpan pada 

suhu 37°. 

    Imunoserum berupa cairan hampir tidak berwarna 

atau berwarna kuning pucat, tidak keruh, dan hampir 

tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang 

ditambahkan. Sediaan kering berupa padatan atau 

serbuk warna putih atau kuning pucat, mudah larut 

dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau 

warna kuning pucat, dan memiliki  sifat sesuai 

dengan sediaan cair. 

- 48 -

 

 

 

 

 

 

    Imunoserum, bila perlu direkonstitusi seperti tertera 

pada label harus memenuhi persyaratan sebagai 

berikut: 

 

    pH <1071> Antara 6,0 sampai 7,0. 

 

     Protein total Tidak lebih dari 17%; lakukan 

penetapan seperti yang tertera pada Penetapan Kadar 

Nitrogen dalam Produk Darah <591> Metode I. Hasil 

yang diperoleh kalikan 6,25. 

 

     Albumin Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, 

jika ditetapkan secara elektroforesis, imunoserum 

menampilkan  tidak lebih dari sesepora protein yang 

memiliki  mobilitas albumin. 

 

     Protein asing Jika ditetapkan  dengan uji 

pengendapan memakai  imunoserum khas, hanya 

mengandung protein galur hewan yang dipakai . 

 

     Fenol imunoserum yang mengandung fenol sebagai 

pengawet tidak lebih dari 0,25%, lakukan penetapan 

seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam 

Vaksin dan Imunoserum <731>. 

 

     Toksisitas abnormal Memenuhi syarat. Lakukan 

uji seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologi 

invovo <251>. 

 

     Sterilitas Memenuhi syarat seperti yang tertera 

pada Uji Sterilitas <71>. 

 

     Potensi Lakukan penetapan potensi dengan 

membandingkan terhadap baku memakai  metode 

seperti yang tertera pada masing-masing monografi. 

Hasil dinyatakan dalam unit per ml. 

 

     Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terhitung 

dari cahaya. Kecuali dinyatakan lain, sediaan cair 

harus disimpan pada suhu 2° sampai 8°, hindari 

pembekuan. 

 

     Penandaan Pada penandaan tertera: 1) Jumlah 

minimum unit per ml. 2) Dosis. 3) Tanggal kadaluarsa. 

4) Kondisi penyimpanan. 5) Volume rekonstitusi 

untuk serbuk kering. 6) Bahan tambahan. 7) Nama 

spesies sumber imunoserum. 

 

 

IMPLAN 

Implant 

 

    Implan atau pelet yaitu  sediaan dengan massa 

padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan 

kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat 

dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau 

pelet dimasuksudkan untuk ditanam di dalam tubuh 

(biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk 

memperoleh  pelepasan obat secara berkesinambungan  

dalam jangka waktu lama. Implan ditambahkan 

dengan  bantuan injektor khusus yang sesuai atau 

dengan sayatan bedah. Bentuk sediaan ini dipakai  

untuk pemberian hormon seperti testosteron atau 

estradiol. Sediaan ini dikemas masing-masing dalam 

vial atau lembaran kertas timah steril. 

 

 

INHALASI 

Inhalation 

 

     Inhalasi yaitu  sediaan obat atau larutan atau 

suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang 

diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut 

untuk memperoleh efek lokal atau sistemik. 

     Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam 

larutan natrium klorida untuk inhalasi dapat 

disemprotkan memakai  gas inert. Penyemprot 

hanya sesuai untuk pemberian larutan inhalasi jika 

memberi  tetesan dengan ukuran cukup halus dan 

seragam sesampai  kabut dapat mencapai bronkioli. 

Semprotan larutan dapat diisap langsung dari alat 

penyemprot dapat disambungkan pada masker plastik, 

selubung atau alat pernapasan dengan tekanan positif  

yang terputus-putus. 

     Kelompok sediaan lain yang dikenal sebagai 

inhaler dosis terukur yaitu  suspensi atau larutan obat 

dalam gas propelan cair dengan atau tanpa kosolven 

dan dimaksudkan untuk memberi  dosis obat 

terukur  ke dalam saluran pernapasan. Inhaler dosis 

terukur mengandung dosis ganda, biasanya lebih dari 

beberapa ratus. Volume dosis tunggal yang umum 

diberikan mengandung 25 l sampai  100 l (dapat 

juga dinyatakan dalam mg) tiap kali semprot. 

     Serbuk dapat juga diberikan secara inhalasi, 

memakai  alat mekanik secara manual untuk 

menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi 

penderita yang bersangkutan. 

     Jenis inhalasi khusus yang disebut inhalan terdiri 

dari satu atau kombinasi beberapa obat, yang sebab  

bertekanan uap tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara 

ke dalam saluran hidung dan memberi  efek. 

Wadah obat yang diberikan secara inhalasi disebut 

inhaler. 

 

 

IRIGASI 

Irrigation 

 

    Irigasi yaitu  larutan steril yang dipakai  untuk 

mencuci atau membersihkan luka  terbuka atau 

rongga-rongga tubuh. Pemakaiannya secara topikal, 

tidak boleh dipakai  secara parenteral. Pada etiket 

diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat dipakai  

untuk injeksi. 

 

 

 

 

- 49 -

 

 

 

 

 

 

 

KAPSUL 

Capsule 

 

    Kapsul yaitu  sediaan padat yang terdiri dari obat 

dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. 

Cangkang biasanya  terbuat dari gelatin; namun  dapat 

juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. 

Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor 

paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000), 

kecuali ukuran cangkang untuk hewan. biasanya  

ukuran nomor 00 yaitu  ukuran terbesar yang dapat  

diberikan kepada pasien. Ada juga kapsul gelatin keras 

ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai 

ukuran OE), yang memberi  kapasitas isi lebih besar 

tanpa peningkatan diameter. Kapsul gelatin keras 

terdiri atas dua bagian, bagian tutup dan induk. 

biasanya , ada lekuk khas pada bagian tutup dan 

induk, untuk memberi  penutupan yang baik bila 

bagian induk dan tutup cangkangnya diletakkan 

sepenuhnya, yang mencegah terbukanya cangkang  

kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan  

penanganan. Penutupan sempurna juga dapat dicapai  

dengan penggabungan bagian  tutup dan induk dengan 

cara pemanasan langsung atau pemakaian  energi 

ultrasonik. Kapsul gelatin keras yang diisi dipabrik 

dapat ditutup secara sempurna dengan cara dilekatkan, 

suatu proses dimana lapisan gelatin dioleskan satu kali 

atau lebih di seluruh bagian pelekatan bagian tutup dan 

induk; atau dengan proses pelekatan memakai  

cairan, yaitu kapsul yang telah diisi dibasahi dengan  

air-alkohol yang akan merembes ke dalam rongga 

bagian kapsul tutup dan induk yang saling tumpang 

tindih, lalu  dikeringkan. Kapsul cangkang keras 

terbuat dari pati terdiri atas bagian tutup dan induk. 

sebab  kedua bagian ini  tidak melekat dengan  

dengan baik, maka bagian-bagian ini  dilekatkan 

menjadi satu pada saat pengisian, untuk menghindari 

pemisahan. Kapsul pati dilekatkan dengan 

mengoleskan campuran air-alkohol pada rongga 

cangkang tutup, segera sebelum dilekatkan ke 

cangkang induk. 

    Pelekatan kapsul gelatin cangkang keras atau 

pelekatan dengan cairan pada kapsul pati cangkang  

keras meningkatkan keamanan sebab  kapsul sukar 

dibuka tanpa kerusakan nyata dan meningkatkan 

stabilitas isi kapsul dengan membatasi masuknya 

oksigen. Kapsul bercangkang keras yang diisi di 

pabrik sering memiliki  warna dan bentuk berbeda 

atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik.  

Pada kapsul seperti ini dapat dicantumkan jumlah zat 

aktif, kode produk dan lain-lain yang dicetak secara 

aksial atau radial. Tinta cetak kualitas farmasi 

memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai pigmen 

dan zat warna yang diizinkan. 

    Dalam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul 

cangkang keras dapat diisi dengan  tangan; cara ini 

memilih obat tunggal atau campuran dengan dosis 

tepat yang paling baik bagi setiap pasien. Fleksibilitas 

ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras 

dibandingkan bentuk sediaan tablet dan kapsul 

cangkang lunak. Kapsul cangkang keras biasanya 

terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi. 

Berbagai jenis gelatin dapat dipakai , namun  gelatin 

dari campuran kulit atau tulang sering dipakai  

untuk mengoptimalkan kejernihan dan kekerasan 

cangkang. Kapsul cangkan keras dapat juga dibuat 

dari pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul cangkang 

keras dapat juga mengandung zat warna yang 

diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida besi, 

bahan opak seperti titanium dioksida, bahan 

pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan 

pengawet. Biasanya bahan bahan ini mengandung air 

antara 10% dan 15%. 

     Kapsul gelatin keras dibuat melalui suatu proses 

dengan cara mencelup pin ke dalam larutan gelatin, 

lalu  lapisan gelatin dikeringkan, dirapikan dan  

dilepaskan dari pin ini , lalu  bagian induk 

dan tutup dilekatkan. Kapsul pati dibuat dengan 

mencetak campuran pati dan air, lalu  kapsul 

dikeringkan. pakailah  cetakan terpisah untuk bagian  

tutup dan induk kapsul dan kedua bagian ini dibuat 

secara terpisah. Kapsul kosong disimpan dalam  

wadah tertutup rapat sampai kapsul diisi. sebab  

gelatin berasal dari hewan dan pati berasal dari 

tanaman, maka kapsul ini sebaiknya terlindung dari 

sumber pencemaran yang  potensial atau kontaminasi 

mikroba. 

      Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan 

serbuk, butiran atau granul. Butiran gula inert dapat 

dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut 

yang memberi  profil lepas lambat atau bersifat 

enterik. Sebagai alternatif, bahan aktif bentuk pelet 

dan lalu  disalut. Bahan semipadat atau cairan 

dapat juga cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu 

teknik penutupan harus dipakai  untuk mencegah 

terjadinya kebocoran. 

      Dalam pengisian kapsul gelatin keras, bagian tutup 

dan induk cangkang dipisahkan dahulu sebelum diisi. 

Dalam pengisian kapsul pati cangkang keras, bagian 

tutup dan induk cangkang ditempatkan secara terpisah 

dan dipasang pada tempat yang berbeda dari suatu 

mesin pengisi. Mesin yang memakai  berbagai 

prinsip dosis dapat dipakai  untuk mengisikan 

serbuk ke dalam kapsul cangkang keras, namun  

kebanyakan mesin otomatis, membentuk sumbat 

serbuk dengan cara pengempaan yang lalu  

dilepaskan ke dalam bagian induk kapsul kosong. 

biasanya  bagian pelengkap mesin ini tersedia untuk 

berbagai jenis pengisian lain. Formulasi serbuk sering 

membutuhkan penambahan zat pengisi, lubrikan dan 

glidan pada bahan aktif untuk mempermudah proses 

pengisian kapsul. Formulasi dan metode pengisian, 

terutama derajat kepadatan, dapat mempengaruhi laju 

pelepasan obat. Penambahan bahan pembasah pada 

massa serbuk, biasa dilakukan jika bahan aktif bersifat 

hidrofobik. Disintegran dapat ditambahkan ke dalam 

formulasi serbuk untuk memudahkan deagregasi dan 

dispersi gumpalan kapsul dalam saluran cerna. 

- 50 -

Formulasi serbuk sering dapat dibuat melalui 

pencampuran kering, sedangkan formulasi ruah 

membutuhkan  densifikasi dengan teknik rol atau 

teknik granulasi lain yang sesuai. 

    Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat 

dimasukkan ke dalam kapsul cangkang keras, jika 

dipakai  absorben, seperti magnesium karbonat, 

silikon dioksida koloidal, atau zat lain yang sesuai. 

Obat-obat yang berkhasiat keras sering dicampur 

dengan zat pengencer inert sebelum diisikan ke dalam 

kapsul. Jika dua macam obat yang tak tercampurkan 

diresepkan bersama, kadang-kadang dimungkinkan  

untuk menempatkan salah satunya di dalam kapsul  

kecil dan menggabungnya dengan kapsul lebih besar  

yang berisi obat kedua. Obat-obat yang tak 

tercampurkan dapat juga dipisahkan dengan 

menempatkan pelet atau tablet bersalut, atau kapsul 

cangkang lunak yang berisi obat pertama ke dalam 

cangkang kapsul sebelum penambahan obat kedua. 

    Bahan semipadat tiksotropik dapat dibentuk dengan 

cara mengubah obat cair atau zat pembawa menjadi 

bentuk gel dengan memakai  silika koloidal atau 

serbuk polietilen glikol berbobot molekul tinggi. 

Berbagai senyawa malam atau lemak dapat dipakai  

untuk menyiapkan matriks semipadat dengan 

peleburan. 

    Kapsul cangkung lunak yang dibuat dari gelatin 

(kadang-kadang disebut gel lunak) atau bahan lain 

yang sesuai membutuhkan metode produksi skala 

besar. Cangkang gelatin lunak sedikit lebih tebal 

dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi 

dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol 

atau gliserin. Perbandingan bahan plastisasi kering 

terhadap gelatin kering menetukan kekerasan 

cangkang dan dapat diubah untuk penyesuaian dengan 

kondisi lingkungan dan juga sifat isi kapsul. Seperti 

cangkang keras, komposisi cangkang dapat 

mengandung pigmen atau pewarna yang diizinkan, 

bahan opak seperti titanium dioksida, dan pengawet. 

Bahan pengharum dapat ditambahkan, selain itu 

sukrosa sampai  5% dapat dimasukkan sebagai pemanis 

dan untuk menghasilkan cangkang yang dapat 

dikunyah. Cangkang gelatin lunak biasanya  

mengandung 6% sampai  13% air. Kapsul cangkang 

lunak juga dapat diberi kode produk, jumlah zat aktif 

dan lain-lain dengan cara dicetak. biasanya  kapsul 

cangkang lunak diisi dengan cairan. Khususnya bahan 

aktif dilarutkan atau disuspensikan dalam bahan 

pembawa cair. Dahulu dipakai  bahan pembawa 

minyak seperti minyak nabati; sekarang ini lebih 

umum dipakai  bahan pembawa cair bukan air yang 

dapat bercampur dengan air, seperti polietilen glikol 

berbobot molekul lebih rendah, sebab  memiliki  

lebih sedikit masalah ketersediaan hayati. 

      Kapsul cangkang lunak tersedia dalam berbagai 

bentuk dan ukuran, dan dibentuk, diisi serta dilekatkan 

dengan memakai  mesin yang sama; khususnya 

dengan proses berputar, mekipun dapat juga dipakai  

suatu proses lempeng atau proses turun naik. Kapsul 

cangkang lunak dapat juga diproduksi melalui proses 

 

 

 

 

 

 

gelembung yang membentuk kapsul sferik tanpa 

lekukan. Dengan peralatan yang sesuai, serbuk dan zat 

padat kering lain dapat diisikan ke dalam kapsul 

cangkang lunak. 

     Kapsul berisi cairan dari setiap jenis kapsul, 

melibatkan teknologi formulasi yang sama dan 

memberi  keuntungan  serta keterbatasan yang 

sama. Sebagai contoh, kedua jenis kapsul dapat 

memberi  keuntungan dibandingkan kapsul berisi 

zat kering dan tablet dalam hal keseragaman 

kandungan dan disolusi obat. Homogenitas yang lebih 

besar mungkin terjadi dalam sistem cair, dan cairan 

dapat diukur labih tepat. Disolusi obat mungkin lebih 

baik sebab  obat sudah dalam larutan atau paling tidak 

tersuspensi dalam bahan pembawa  hidrofilik. Namun, 

kontak antara cangkang lunak atau keras dengan isi 

zat cair lebih besar dibandingkan dengan kapsul berisi 

serbuk kering, dan dapat meningkatkan kemungkinan 

terjadinya interaksi yang tidak diinginkan. Sifat cairan 

isi kapsul menyebabkan masalah teknologi yang 

berbeda dibandingkan kapsul isi zat kering dalam hal 

uji waktu  hancur  dan disolusi. Ditinjau dari segi 

formulasi, teknologi dan biofarmasi, kapsul berisi 

cairan dari jenis kapsul apa saja lebih seragam 

dibanding kapsul berisi serbuk kering  dari jenis  

cangkang yang sama. Oleh sebab   itu untuk 

penetapan standar resmi  dan metode lebih  itu  

didasarkan pada pertimbangan sifat isi kapsul 

dibanding jenis cangkangnya. 

 

Kapsul lepas tunda 

     Kapsul dapat disalut atau pada biasanya  

enkapsulasi granul disalut untuk menghambat 

pelepasan obat dalam cairan lambung dimana 

penundaan menjadi penting untuk mengurangi 

masalah yang potensial yang menyebabkan obat 

diinaktivasi atau iritasi mukosa lambung. Istilah ”lepas 

tunda” dipakai  pada masing-masing monografi 

kapsul salut enterik yang ditujukan untuk menunda 

pelepasan obat, temasuk uji dan spesifikasi untuk 

Pelepasan Obat <961> seperti yang tertera pada 

masing-masing monografi. 

  

Kapsul lepas lambat 

     Kapsul lepas lambat diformulasi dengan cara 

ini  untuk membuat obat tersedia selama periode 

waktu perpanjangan sesudah  dikonsumsi. Istilah seperti 

”prolonged-action,” ”repeat-action,” dan ”sustained-

release” juga dipakai  untuk menggambarkan 

sediaan ini . Namun, istilah ”lepas tunda” 

dipakai  dalam persyaratan Farmakope untuk 

Pelepasan Obat <961> seperti tertera pada masing-

masing monografi. 

 

 

 

- 51 -

Cream 

 

      Krim yaitu  bentuk sediaan setengah padat 

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau 

terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini  

secara tradisional telah dipakai  untuk sediaan 

setengah padat yang memiliki  konsistensi relatif 

cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau 

minyak dalam air. Sekarang ini batas ini  lebih 

diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi 

minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam 

lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang 

dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan  untuk 

pemakaian  kosmetika dan estetika. Krim dapat 

dipakai  untuk pemberian obat melalui vaginal. 

 

 

LARUTAN 

Solution 

 

      Larutan yaitu  sediaan cair yang mengandung satu 

atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi 

secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau 

campuran pelarut yang saling bercampur. sebab  

molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara 

merata, maka pemakaian  larutan sebagai bentuk 

sediaan, biasanya  memberi  jaminan keseragaman 

dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan 

diencerkan atau dicampur. 

     Sediaan padat secara kimia biasanya  lebih stabil 

dibanding senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas 

lebih ringkas dan ringan. Untuk semua larutan, 

terutama yang mengandung pelarut mudah menguap,  

harus dipakai  wadah tertutup rapat dan terhindar 

dari panas berlebih. Jika senyawa tidak stabil dan 

mudah mengalami degradasi secara fotokimia,  

pemakaian  wadah tahan cahaya perlu 

dipertimbangkan. Bentuk sediaan larutan digolongkan 

menurut cara pemberiannya, misalnya Larutan oral, 

Larutan topikal, atau penggolongan didasarkan pada 

sistem pelarut dan zat terlarut seperti Spirit, Tingtur 

dan Larutan air. Larutan yang diberikan secara 

parenteral disebut Injeksi. 

  

     Larutan oral larutan oral yaitu  sediaan cair yang 

dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau 

lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis 

atau pewarna yang larut dalam air atau campuran 

kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk 

diberikan langsung secara oral kepada pasien atau 

dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih 

dulu sebelum diberikan. Penting untuk diketahui 

bahwa pengenceran larutan oral dengan air yang 

mengandung kosolven seperti etanol, dapat 

menyebabkan pengendapan bahan terlarut. Jika 

ada  kosolven, pengenceran larutan pekat perlu 

berhati-hati. Sediaan zat padat atau campuran zat padat 

yang harus dilarutkan dalam pelarut sebelum diberikan 

 

 

 

KRIM 

 

 

 

 

 

 

secara oral disebut “... untuk Larutan Oral”, misalnya 

: Kalium Klorida untuk Larutan Oral.    

      Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain 

kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa 

hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup 

Simpleks. pemakaian  istilah sirup juga dipakai  untuk 

bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental 

dan pemanis, termasuk suspensi oral. 

     Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol 

tertentu seperti sorbitol atau gliserin dapat dipakai  

dalam Larutan oral untuk menghambat penghabluran 

dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat 

pembawa. biasanya  juga ditambahkan antimikroba 

untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. 

Beberapa Larutan oral tidak mengandung gula, 

melainkan bahan pemanis buatan, seperti sorbitol atau 

aspartam, dan bahan pengental seperti gom selulosa. 

Larutan kental dengan pemanis buatan seperti ini, 

tidak mengandung gula; dibuat sebagai zat pembawa 

untuk pemberian obat kepada pasien diabetes. 

     Banyak larutan oral yang mengandung etanol 

sebagai kosolven dinyatakan sebagai Eliksir. Banyak 

lainnya dinyatakan sebagai larutan oral, juga 

mengandung etanol dalam jumlah yang berarti. 

sebab  kadar etanol tinggi dapat menimbulkan efek 

farmakologi jika diberikan secara oral, dapat 

dipakai  kosolven lain seperti gliserin dan propilen  

glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang 

diperlukan. Untuk dapat menyatakan sebagai Eliksir,  

larutan harus mengandung etanol. 

 

    Larutan Topikal Larutan Topikal yaitu  larutan 

yang biasanya mengandung air namun  seringkali 

mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, 

untuk pemakaian  topikal pada kulit, atau dalam hal 

Larutan Lidokain Oral Topikal, untuk pemakaian  

pada permukaan mukosa mulut. Istilah Lotio 

dipakai  untuk larutan atau suspensi yang dipakai  

secara topikal. 

 

     Larutan Otik Larutan Otik yaitu  larutan yang 

mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan 

bahan pendispersi, untuk pemakaian  dalam telinga 

luar misalnya Larutan Otik Benzokain dan Antipirin, 

Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin B Sulfat dan 

Larutan Otik Hidrokortison. 

 

     Larutan Optalmik Seperti tertera pada 

Ophthalmicae Praeparationes. 

 

     Spirit Spirit yaitu  larutan mengandung etanol 

atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, biasanya  

merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. 

Beberapa spirit dipakai  sebagai bahan pengaroma, 

yang lain memiliki makna pengobatan. Penurunan 

kadar etanol dalam spirit dengan mencampurkan 

sediaan yang mengandung air sering menyebabkan 

kekeruhan. 

- 52 -

 

 

 

 

 

 

      Spirit harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, 

tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan 

memperkecil perubahan akibat oksidasi. 

 

      Tingtur Tingtur yaitu  larutan mengandung etanol 

atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau 

senyawa kimia. 

     Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak 

selalu seragam namun  bervariasi, sesuai dengan masing-

masing standar yang telah ditetapkan. Secara 

tradisional tingtur tumbuhan berkhasiat obat 

menampilkan  aktivitas dari 10 g obat dalam tiap 100 

ml tingtur, potensi ditetapkan sesudah  dilakukan 

penetapam kadar. Sebagian besar tingtur tumbuhan 

lain mengandung 20 g bahan tumbuhan dalam 100 ml 

tingtur. 

      Cara perkolasi Campur dengan hati-hati serbuk 

bahan obat atau campuran bahan obat dengan pelarut 

atau campuan pelarut tertentu secukupnya, sampai  rata 

dan cukup basah, biarkan selama 15 menit, pindahkan 

ke dalam perkolator yang sesuai, dan mampatkan. 

Tuangkan secukupnya pelarut atau campuran pelarut 

tertentu sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas 

perkolator dan jika cairan sudah hampir menetes dari 

perkolator, tutup lubang bawah. Perkolasi selama 24 

jam atau sesuai dengan waktu yang tertera pada 

monografi. Jika penetapan kadar tidak dinyatakan lain, 

lakukan perkolasi secara perlahan, atau pada kecepatan 

yang telah ditentukan dan secara bertahap tambahkan 

pelarut atau campurkan pelarut secukupnya sampai  

diperoleh 1000 ml tingtur, (untuk menetapkan 

kecepatan aliran, lakukan seperti yang tertera pada 

Ekstrak dan Ekstrak cair). Jika penetapan kadarnya 

dinyatakan, kumpulkan 950 ml perkolat, dan campur,  

tetapkan kadar terhadap sebagian perkolat seperti yang 

dinyatakan. Untuk memperoleh tingtur yang 

memenuhi syarat baku, perlu pengenceran sisa tingtur 

dengan beberapa  pelarut atau campuran pelarut 

tertentu yang telah dihitung dari penetapan kadar. 

    Cara maserasi  Maserasi bahan obat dengan 750 ml 

pelarut atau campuran pelarut tertentu dalam wadah 

yang dapat ditutup, dan letakkan ditempat hangat. 

Diamkan selama 3 hari, sambil sering dikocok atau 

sampai  terlarut. Pindahkan campuran ke dalam 

penyaring, dan jika sebagian besar dari cairan telah 

mengalir keluar, cuci residu pada penyaringan dengan 

beberapa  pelarut atau campuran pelarut tertentu 

secukupnya, kumpulkan filtrat, sampai  diperoleh 1000 

ml tingtur. 

     Tingtur harus disimpan dalam wadah tertututp 

rapat,  tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya 

matahari langsung dan panas yang berlebihan. 

 

     Air aromatik Kecuali dinyatakan lain Air aromatik 

yaitu  larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak 

mudah menguap atau senyawa aromatik atau bahan 

mudah menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan 

obat atau senyawa mudah menguap yang ditambahkan, 

dan bebas dari bau empirematik dan bau asing lain. Air 

aromatik dapat dibuat secara destilasi atau dari larutan 

senyawa aromatik, dengan atau tanpa memakai  

bahan pendispersi. 

      Air aromatik perlu disimpan terlindung cahaya dan 

panas berlebih. 

 

 

PASTA 

Paste 

 

      Pasta yaitu  sediaan semipadat yang mengandung 

satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk 

pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dari gel 

tahap  tunggal mengandung air, misalnya Pasta Natrium 

Karboksimetilselulose, kelompok lain yaitu  pasta 

berlemak misalnya Pasta Zink Oksida, merupakan 

salep yang padat, kaku, yang tidak meleleh pada suhu 

tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada 

bagian yang diolesi. 

      Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan 

lebih menyerap dibandingkan dengan salep sebab   

tingginya kadar obat yang memiliki  afinitas 

terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap 

sekresi seperti serum; dan memiliki  daya penetrasi 

dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Oleh 

sebab  itu pasta dipakai  untuk lesi akut yang 

cenderung membentuk kerak, menggelembung atau 

mengeluarkan cairan. 

       Pasta gigi dipakai  untuk pelekatan pada selaput 

lendir untuk memperoleh efek lokal (misal pasta gigi 

Triamsinolon Asetonida). 

 

 

PLESTER 

Plaster 

 

      Plester yaitu  bahan yang dipakai  untuk 

pemakaian luar terbuat dari bahan yang  dapat melekat 

pada kulit dan menempel pada pembalut. Plester  

dimaksudkan untuk melindungi dan menyangga, dan 

atau untuk memberi  daya perekat dan daya 

maserasi, dan memberi  pengobatan jika melekat 

pada kulit. Plester yang mengandung obat, telah lama 

dipakai  untuk pemberian obat secara lokal atau 

regional sebagai bentuk dasar pemberian obat 

transdermal. 

       Plester biasanya menempel pada kulit dengan 

bantuan bahan perekat. Massa perekat harus melekat 

pada bahan plastik penyangga dan pada kulit (atau 

pembalut) dengan keseimbangan daya lekat yang 

tepat. Keseimbangan daya lekat seperti ini 

dimaksudkan untuk melepaskan kembali plester, 

sesampai  bila plester diangkat, permukaan kulit tempat 

plester menempel tetap bersih. 

 

 

 

 

 

 

- 53 -

 

 

 

 

 

 

 

SEDIAAN OBAT MATA 

Ophthalmic Preparation 

 

     Obat mata tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, 

beberapa diantaranya memerlukan perhatian khusus. 

 

     Salep Salep mata yaitu  salep yang dipakai  

pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan 

perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang 

sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik  yang ketat 

serta memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>. Bila bahan 

tertentu yang dipakai  dalam formulasi tidak dapat 

disterilkan dengan cara biasa, maka dapat dipakai  

bahan yang memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> 

dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus 

mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai 

untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan 

mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja 

bila wadah dibuka pada waktu pemakaian ; kecuali 

dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya 

sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat Bahan 

Tambahan seperti yang tertera pada Uji Salep Mata 

<1241>. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar 

salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Salep mata 

harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi 

syarat kebocoran dan partikel logam pada Uji Salep 

Mata <1241>. Wadah untuk salep mata harus  dalam 

keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. 

Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel 

untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. 

      Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, 

memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetatp 

mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu 

tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. 

      Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak 

dipakai . Beberapa bahan dasar salep yang dapat 

menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air 

dan bahan dasar larut dalam air  dapat dipakai  untuk 

obat yang larut dalam air.  Bahan dasar salep seperti 

ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih 

baik, namun  tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata. 

 

     Larutan Larutan obat mata yaitu  larutan steril, 

bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat 

dan dikemas sedemikian rupa sampai  sesuai dipakai  

pada mata. Pembuatan larutan obat mata 

membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas 

bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dasar, 

kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan 

pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. 

Perhatian yang sama juga dilakukan untuk sediaan 

hidung dan telinga. 

    Nilai isotonisitas Cairan mata isotonik dengan darah 

dan memiliki  nilai isotonisitas sesuai dengan larutan 

natrium klorida P 0,9%. Secara ideal larutan obat mata 

harus memiliki  nilai isotonis ini , namun  mata 

tahap terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan 

larutan natrium klorida P 0,6% dan tertinggi setara 

dengan larutan natrium klorida P 2,0% tanpa 

gangguan nyata. 

     Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk 

meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar 

bahan aktif yang cukup tinggi  untuk menghasilan 

efek obat yang cepat dan efektif. jika  larutan obat 

seperti ini dipakai  dalam jumlah kecil, pengenceran 

dengan air mata cepat terjadi sesampai  rasa perih 

akibat hipertonisitas hanya sementara. namun  

penyesuaian isotonisitas oleh pengenceran dengan air 

mata tidak berarti, jika dipakai  larutan hipertonik 

dalam jumlah besar sebagai koliria untuk membasahi 

mata. Jadi yang penting yaitu  larutan obat mata 

untuk keperluan ini  harus mendekati isotonik. 

    Pendaparan Banyak Obat, khususnya garam 

alkaloid, paling efektif pada pH optimal bagi 

pembentkan basa bebas tidak terdisosiasi. namun  pada 

pH ini obat mungkin menjadi tidak stabil, sesampai  pH 

harus diatur dan dipertahankan dengan penambahan 

dapar. Salah satu maksud pendaparan larutan obat 

mata yaitu  untuk mencegah kenaikan pH yang 

disebabkan pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah 

kaca. Kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan 

stabilitas obat. Penambahan dapar dalam pembuatan 

obat mata harus didasarkan pada beberapa 

pertimbangan tertentu. Air mata normal memiliki pH 

lebih kurang 7,4 dan memiliki  kapasitas dapar 

tertentu. pemakaian  obat mata merangsang 

pengeluaran air mata dan penetralan cepat setiap 

kelebihan ion hidrogen atau ion hidroksil dalam 

kapasitas pendaparan air mata. Berbagai obat mata 

seperti garam alkaloid bersifat asam lemah dan hanya 

memiliki  kapasitas dapar yang lemah. Jika hanya 

satu atau dua tetes larutan yang mengandung obat 

ini  diteteskan pada mata, pendaparan oleh air  

mata biasanya cukup untuk menaikan pH sesampai  

tidak terlalu merangsang mata.  Dalam beberapa hal,  

pH dapat berkisar antara 3,5 dan 8,5. Beberapa obat,  

seperti pilokarpin hidroklorida dan epinefrin bitartrat, 

lebih asam sesampai  melebihi kapasitas dapar air 

mata. Secara ideal larutan obat mata memiliki  pH 

dan isotonisitas yang sama dengan air mata. Hal ini 

tidak selalu dapat dilakukan sebab  pada pH 7,4 

banyak obat yang tidak cukup larut dalam air. 

Sebagian besar garam alkaloid mengendap sebagai 

alkaloid bebas pada pH ini. Selain itu banyak obat 

tidak stabil secara kimia pada pH mendekati 7,4. 

Ketidakstabilan ini lebih nyata pada suhu tinggi yang 

dipakai  pada sterilitasi dengan pemanasan. Oleh 

sebab  itu sistem dapar harus dipilih sedekat mungkin 

dengan pH fisiologis yaitu 7,4 dan tidak menyebabkan 

pengendapan obat atau mempercepat kerusakan obat. 

        Pembuatan obat mata dengan sistem dapar 

mendekati pH fisiologis dapat dilakukan dengan 

mencampurkan secara aseptik larutan obat steril 

dengan larutan dapar steril. Walaupun demikian,  

perlu diperhatikan mengenai kemungkinan 

berkurangnya kestabilan obat pada pH yang lebih 

- 54 -

 

 

 

 

 

 

tinggi, pencapaian dan pemeliharaan sterilitas selama 

proses pembuatan. 

     Berbagai obat, bila didapar pada pH yang dapat 

dipakai  secara terapetik, tidak akan stabil dalam 

larutan untuk jangka waktu yang lama. Sediaan ini 

dibeku-keringkan dan direkonstitusikan segera 

sebelum dipakai  (misalnya Asetikolin Klorida untuk 

Larutan Obat Mata). 

    Sterilisasi Pada larutan yang dipakai  untuk mata 

yang luka, sterilitas yaitu  yang paling penting. 

Sediaan steril dalam wadah khusus untuk pemakaian  

perorangan pada pasien harus tersedia pada setiap 

rumah sakit atau instalasi lain yang melakukan 

perawatan mata sebab  kecelakaan atau pembedahan 

mata. Metode untuk mencapai sterilitas terutama 

ditentukan oleh sifat sediaan ini  (seperti yang 

tertera pada Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas Bahan 

Kompendia <1371>). 

    Jika memungkinkan, penyaringan dengan penyaring 

membran steril secara aseptik merupakan metode yang 

lebih baik. Jika dapat ditunjukkan bahwa pemanasan 

tidak mempengaruhi stabilitas sediaan, sterilisasi obat 

dalam wadah akhir dengan otoklaf juga merupakan 

metode yang baik. 

    Pendaparan obat tertentu disekitar pH fisiologis,  

dapat menyebabkan obat tidak stabil pada suhu tinggi. 

    Penyaringan memakai  penyaringan bakteri 

yaitu  suatu cara yang baik untuk menghindari 

pemanasan, namun perlu perhatian khusus dalam 

pemilihan, perakitan dan pemakaian  alat-alat. Sedapat 

mungkin pakailah  penyaring steril sekali pakai. 

    Pengawet Larutan obat mata dapat dikemas dalam 

wadah takaran ganda bila dipakai  secara perorangan 

pada pasien dan bila tidak ada  kerusakan pada 

permukaan mata. Wadah larutan obat mata harus 

tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas 

pada pemakaian pertama. Larutan harus mengandung 

zat atau campuan zat sesuai untuk mencegah 

pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang 

mungkin masuk pada waktu wadah dibuka saat 

dipakai . 

    Sedangkan untuk pemakaian  pada pembedahan, 

disamping steril, larutan obat mata tidak boleh 

mengandung bahan antibakteri sebab  dapat 

menimbulkan iritasi pada jaringan mata. 

    Bahan pengental Metilselulosa khusus untuk 

sediaan farmasi (misal 1% bila kekentalan 25 sentipois 

atau 0,25% bila kekentalan 4000 sentipois) atau bahan 

pengental lain yang sesuai seperti hidroksipropil 

metilselulose atau kadang-kadang polivinil alkohol 

dapat ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan 

sesampai  obat lebih lama kontak dengan jaringan.  

Larutan obat mata yang dikentalkan harus bebas dari 

partikel yang dapat terlihat. 

 

    Suspensi Suspensi obat mata yaitu  sediaan cair 

steril yang mengandung partikel-partikel yang 

terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian 

pada mata seperti yang tertera pada Suspensi. Obat 

dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar 

tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada 

kornea.  Suspensi obat mata tidak boleh dipakai  

bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.  

 

    Strip Larutan natrium fluoresin harus diracik dalam 

wadah dosis tunggal steril atau strip kertas steril yang 

diimpregnasi dengan natrium fluoresin. Kertas akan 

melepaskan obat dalam jumlah yang cukup untuk 

keperluan diagnostik bila disentuhkan pada mata yang 

diperiksa terhadap benda asing atau abrasi kornea. 

Kontak antara kertas dengan mata dapat dihindarkan 

dengan membilas obat dari kertas ke mata 

memakai  air steril atau larutan natrium klorida 

steril. 

 

 

SERBUK 

Powder 

 

    Serbuk yaitu  campuran kering bahan obat atau zat 

kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian 

oral atau untuk pemakaian luar. sebab  memiliki  

luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah 

terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan 

yang dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang 

sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah 

memakai  obat dalam bentuk serbuk. Obat yang 

terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau 

kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam 

bentuk serbuk. Sebelum dipakai , biasanya serbuk 

oral dapat dicampur dengan air minum. 

    Masalah stabilitas yang seringkali dihadapi dalam 

sediaan bentuk cair, tidak ditemukan dalam sediaan 

bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi 

atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau 

granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh 

apoteker dengan cara menambahkan beberapa  air 

sebelum diserahkan. sebab  sediaan yang sudah 

dikonstitusi ini memiliki  stabilitas yang terbatas, 

harus dicantumkan waktu kadaluarsa sesudah  

dikonstitusi dan dapat juga dipersyaratkan untuk 

disimpan dalam lemari pendingin. 

    Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi 

(Pulveres) atau tidak terbagi (Pulvis). Pada biasanya  

serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen. 

Walaupun begitu apoteker dapat lebih melindungi 

serbuk dari pengaruh lingkungan dengan melapisi tiap 

bungkus dengan kertas selofan atau sampul 

polietilena. 

     Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat 

yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, 

makanan diet dan beberapa analgesik tertentu dan 

pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh 

atau penakar lain. Serbuk tidak terbagi lainnya antara 

lain, serbuk gigi, serbuk tabur. Serbuk tidak terbagi 

sebaiknya disimpan dalam wadah gelas, bermulut 

lebar, tertutup rapat, untuk melindungi pengaruh 

atmosfer dan mencegah penguapan senyawa yang 

mudah menguap. 

- 55 -

 

 

 

 

 

 

 

      Serbuk tabur yaitu  serbuk ringan untuk 

pemakaian  topikal, dapat dikemas dalam wadah yang 

bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan 

pemakaian  pada kulit. Pada biasanya  serbuk tabur 

harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh 

seperti tertera pada Derajat Halus Serbuk <1141> agar 

tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. 

 

 

SUPOSITORIA 

Suppositoria 

 

     Supositoria yaitu  sediaan padat dalam berbagai 

bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, 

vagina atau uretra. biasanya  meleleh, melunak atau 

melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak 

sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai 

pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau 

sistemik. Bahan dasar supositoria yang umum 

dipakai  yaitu  lemak coklat, gelatin tergliserinasi, 

minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen 

glikol berbagai bobot molekul dan ester asam lemak 

polietilen glikol. 

      Bahan dasar supositoria yang dipakai  sangat 

berpengaruh pada pelepasan zat terapetik. Lemak 

coklat cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak 

tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh sebab  itu 

menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada 

tempat yang diobati. Polietilen glikol yaitu  bahan 

dasar yang sesuai untuk beberapa antiseptik. Jika 

diharapkan bekerja secara sistemik, lebih baik 

memakai  bentuk ionik dari pada nonionik, agar 

diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum. 

Meskipun obat bentuk nonionik dapat dilepas dari 

bahan dasar yang dapat bercampur dengan air, seperti 

gelatin tergliserinasi dan polietilen glikol, bahan dasar 

ini cenderung sangat lambat larut sesampai  

menghambat pengelepasan. Bahan pembawa 

berminyak seperti lemak coklat jarang dipakai  

dalam sediaan vagina, sebab  membentuk residu yang 

tidak dapat diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi 

jarang dipakai  melalui rektal sebab  disolusinya 

lambat. Lemak coklat dan penggantinya (lemak keras) 

lebih baik untuk menghilangkan iritasi, seperti pada 

sediaan untuk hemoroid internal. 

 

     Supositoria Lemak Cokelat Supositoria dengan 

bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan 

mencampur bahan obat yang dihaluskan ke dalam 

minyak padat pada suhu kamar dan massa yang 

dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat 

dengan minyak dalam keadaan lebur dan membiarkan 

suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam 

cetakan. beberapa  zat pengeras yang sesuai dapat 

ditambahkan untuk mencegah kecenderungan 

beberapa obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) 

melunakkan bahan dasar. Yang penting, supositoria 

meleleh pada suhu tubuh. 

      Perkiraan bobot supositoria yang dibuat dengan 

lemak coklat, dijelaskan dibawah ini. Supositoria yang 

dibuat dari bahan dasar lain, bobotnya bervariasi dan 

dan biasanya  lebih berat dari pada bobot yang 

disebutkan dibawah ini. 

    Supositoria rektal Supsitoria rektal untuk dewasa 

berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan 

biasanya berbobot lebih kurang 2 g. 

    Supositoria vaginal biasanya  berbentuk bulat atau 

bulat telur dan berbobot lebih kurang 5 g, dibuat dari 

zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat 

bercampur dalam air, seperti polietilen glikol atau 

gelatin tergliserinasi. 

    Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat harus 

disimpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada 

suhu dibawah 30º  (suhu kamar terkendali). 

 

    Pengganti Lemak Coklat Supositoria dengan 

bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai 

minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak 

kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi, 

hidrogenasi dan fraksionasi dengan esterifikasi, 

hidrogenasi dan fraksionasi sampai  diperoleh berbagai 

komposisi dan suhu lebur (misalnya: Minyak nabati 

terhidrogenasi dan Lemak padat). Produk ini dapat 

dirancang sedemikian sampai  dapat mengurangi 

terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang diinginkan 

seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan 

suhu memadat dan jarak lebur juga dapat dirancang 

untuk penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan 

iklim. 

 

      Supositoria Gelatin Tergliserinasi Bahan obat 

dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin 

tergliserinasi, dengan menambahkan beberapa  tertentu 

kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang 

70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. 

     Supositoria ini harus disimpan dalam wadah 

tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35º. 

 

     Supositoria dengan Bahan Dasar Polietilen 

glikol Beberapa kombinasi polietilen glikol 

memiliki  suhu lebur lebih tinggi dari suhu badan 

telah dipakai  sebagai bahan dasar supositoria. 

sebab  pelepasan dari bahan dasar lebih ditentukan 

oleh disolusi dari pada pelelehan, maka masalah 

dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit 

dibanding masalah yang disebabkan oleh jenis 

pembawa yang melebur. namun  polietilen glikol 

dengan kadar tinggi dan bobot molekul lebih tinggi 

dapat memperpanjang waktu disolusi sesampai  

menghambat pelepasan. Pada etiket supositoria 

polietilen glikol harus tertera petujuk “Basahi dengan 

air sebelum dipakai ”. Meskipun dapat disimpan 

tanpa pendinginan, supositoria ini harus dikemas 

dalam wadah tertutup rapat. 

 

     Supositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan 

Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia 

- 56 -

 

 

 

 

 

 

mendekati polietilen glikol dapat dipakai  sebagai 

bahan pembawa supositoria. Contoh surfaktan ini 

yaitu  ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan 

polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat dipakai  

dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan 

supositoria lain untuk memperoleh rentang suhu lebur 

yang lebar dan konsistensi. Salah satu keuntungan 

utama pembawa ini yaitu  dapat terdispersi dalam air. 

namun  harus hati-hati dalam pemakaian  surfaktan, 

sebab  dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat 

atau dapat berinteraksi dengan molekul obat, yang 

menyebabkan penurunan aktivitas terapetik. 

 

     Supositoria kempa atau Supositoria sisipan 

Supositoria vaginal dapat dibuat dengan cara 

mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai. 

Dapat juga dengan cara pengkapsulan dalam gelatin 

lunak. 

 

  

SUSPENSI 

Suspension 

 

     Suspensi yaitu  sediaan cair yang mengandung 

partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam tahap  

cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi 

yaitu  sediaan seperti ini  di atas, dan tidak 

termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, 

seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain. 

Beberapa suspensi dapat langsung dipakai , 

sedangkan yang lain beruapa campuran padat yang 

harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa 

yang sesuai segera sebelum dipakai . Sediaan seperti 

ini disebut “…untuk Suspensi Oral”. Istilah susu 

kadang-kadang dipakai  untuk suspensi dalam 

pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk 

pemakaian oral, seperti Susu Magnesia. Istilah Magma 

sering dipakai  untuk menyatakan suspensi zat padat 

anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya 

memiliki  kecenderungan terhidrasi dan teragregasi 

kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan 

sifat reologi tiksotropik seperti Magma Bentonit. 

Istilah Lotio banyak dipakai  untuk golongan 

suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada 

kulit seperti Lotio Kalamin. Beberapa suspensi dibuat 

steril dan dapat dipakai  untuk injeksi, juga untuk 

sediaan mata dan telinga. Suspensi dapat dibagi dalam 

2 jenis, yaitu suspensi yang siap dipakai  atau yang 

dikonstitusikan dengan jumlah air untuk injeksi atau 

pelarut lain yang sesuai sebelum dipakai . Suspensi 

tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan 

intratekal.  

    Suspensi yang dinyatakan untuk dipakai  dengan 

cara tertentu harus mengandung zat antimikroba yang 

sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan 

jamur seperti yang tertera pada Emulsi dengan 

beberapa pertimbangan pemakaian  pengawet 

antimikroba juga berlaku untuk suspensi. Sesuai 

sifatnya, partikel yang ada  dalam suspensi dapat 

mengendap pada dasar wadah bila didiamkan. 

Pengendapan seperti ini dapat mempermudah 

pengerasan dan pemadatan sesampai  sulit terdispersi 

kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk 

mengatasi masalah ini , dapat ditambahkan zat 

yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan 

bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, 

poliol, polimer atau gula. Yang sangat penting yaitu  

bahwa suspensi harus dikocok baik sebelum 

dipakai  untuk menjamin distribusi bahan padat 

yang merata dalam pembawa, sampai  menjamin 

keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus 

disimpan dalam wadah tertutup rapat. 

 

    Suspensi oral Suspensi oral yaitu  sediaan cair 

mengandung partikel padat yang terdispersi dalam 

pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, 

dan ditujukan untuk pemakaian  oral. Beberapa 

suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma 

termasuk dalam kategori ini. 

 

    Suspensi topikal Suspensi topikal yaitu  sediaan 

cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam 

pembawa cair yang ditujukan untuk pemakaian  pada 

kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai 

“Lotio” termasuk dalam kategori ini. 

 

    Suspensi tetes telinga Suspensi tetes telinga yaitu  

sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang 

ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. 

 

    Suspensi optalmik Seperti tertera pada 

Ophthalmicae Praeparationes.  

 

 

SALEP 

Ointment 

 

    Salep yaitu  sediaan setengah padat ditujukan 

untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. 

    Dasar salep yang dipakai  sebagai pembawa 

dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa 

hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat 

dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap 

salep obat memakai  salah satu dasar salep 

ini . 

 

    Dasar salep hidrokarbon Dasar salep ini dikenal 

sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih 

dan salep putih. Hanya beberapa  kecil komponen 

berair dapat dicampurkan ke dalamnya. Salep ini 

dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan 

obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut 

penutup. Dasar salep  hidrokarbon dipakai  terutama 

sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mengering 

dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. 

 

    Dasar salep serap Dasar salep serap ini dapat 

dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri 

atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air 

- 57 -

 

 

 

 

 

 

 

membentuk emulsi air dalam minyak (Parafin 

hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua 

terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat 

bercampur dengan beberapa  larutan air tambahan 

(Lanoli). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai 

emolien. 

 

    Dasar salep yang dapat dicuci dengan air Dasar 

salep ini yaitu  emulsi minyak dalam air antara lain 

Salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim” (lihat 

Cremores). Dasar ini dinyatakan juga sebagai “dapat 

dicuci dengan air” sebab  mudah dicuci dari kulit atau 

dilap basah, sesampai  lebih dapat diterima untuk dasar 

kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih 

efektif memakai  dasar salep ini daripada Dasar 

salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep 

ini yaitu  dapat diencerkan dengan air dan mudah 

menyerap cairan yang terjadi pada kelainan 

dermatologik. 

 

     Dasar salep larut dalam air Kelompok ini disebut 

juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari 

konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberi  

banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat 

dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak 

larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau 

malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel” (lihat 

Gel). 

    Pemilihan dasar salep Pemilihan dasar salep 

tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang 

diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, 

ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan 

jadi. Dalam beberapa hal perlu memakai  dasar 

salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas 

yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat 

terhidrolisis, lebih stabil dalam Dasar salep 

hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung 

air, meskipun obat ini  bekerja lebih efektif dalam 

dasar salep yang mengandung air. 

 

 

TABLET 

Tablet 

 

      Tablet yaitu  sediaan adat mengandung bahan obat 

dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode 

pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan 

tablet kempa. 

       Sebagian besar tablet dibuat dengan cara 

pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang 

paling banyak dipakai . Tablet kempa dibuat dengan 

memberi  tekanan tinggi pada serbuk atau granul 

memakai  cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam 

berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan 

tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk 

kapsul biasanya  disebut kaplet. Bolus yaitu  tablet 

besar yang dipakai  untuk obat hewan, biasanya  

untuk hewan besar. 

       Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa 

serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam 

lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada 

ikatan kristal yang terbentuk selama proses 

pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada 

kekuatan tekanan yang diberikan. 

       Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa 

berbentuk kecil, biasanya  silindris, dipakai  untuk 

memberi  jumlah terukur yang tepat untuk 

peracikan obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang 

dipakai . Tablet hipodermik yaitu  tablet cetak yang 

dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut 

sempurna dalam air, dulu biasanya  dipakai  untuk 

membuat sediaan injeksi hipodermik. Diberikan 

secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang 

cepat seperti halnya pada Tablet Nitrogliserin, 

diberikan secara sublingual. 

      Tablet bukal dipakai  dengan cara meletakkan 

tablet di antara pipi dan gusi dan tablet sublingual 

dipakai  dengan cara meletakkan tablet di bawah 

lidah, sesampai  zat aktif diserap secara langsung 

melalui mukosa mulut. Beberapa obat mudah diserap 

dengan cara ini (seperti nitrogliserin dan hormon 

steroid tertentu) dan memiliki  banyak keuntungan. 

      Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara 

dikempa; selain zat aktif, juga mengandung campuran 

asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium 

bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan 

menghasilkan karbon dioksida. Tablet dilarutkan atau 

didispersikan dalam air sebelum pemberian. Tablet 

efervesen harus disimpan dalam wadah tertutup rapat 

atau kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak 

untuk langsung ditelan. 

 

    Tablet kunyah Tablet kunyah dimasudkan untuk 

dikunyah, memberi  residu dengan rasa enak dalam 

rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan 

rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini  dipakai  

dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi 

multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet 

kunyah dibuat dengan cara dikempa, biasanya  

memakai  manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai 

bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan 

pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan 

penampilan dan rasa. 

 

    Tablet lepas-lambat Tablet lepas-lambat dibuat 

sedemikian sesampai  zat aktif akan tersedia selama 

jangka waktu tertentu sesudah  obat diberikan. Istilah 

efek-diperpanjang, efek-pengulangan dan lepas-lambat 

telah dipakai  untuk menyatakan kesediaan ini . 

namun , istilah lepas-lambat dipakai  untuk  tujuan 

farmakope dan persyaratan pelepasan obat dijelaskan 

dalam masing-masing monografi. 

 

    Tablet hisap (Lozenges) Tablet Hisap yaitu  

sediaan padat mengandung  satu atau lebih bahan obat, 

biasanya  dengan bahan dasar beraroma dan manis, 

yang dapat membuat tablet melarut atau hancur 

- 58 -

 

 

 

 

 

 

perlahan dalam mulut. Tablet dibuat dengan cara tuang 

(dengan bahan dasar gelatin dan atau sukrosa yang 

dilelehkan atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet 

memakai  bahan dasar gula. Tablet hisap tuang 

kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan 

tablet hisap kempa disebut sebagai troches. Tablet 

biasanya  ditujukan untuk mengobati iriasi lokal atau 

infeksi mulut atau tenggorokan, namun  dapat juga 

mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk 

absorbsi sistemik sesudah  ditelan. 

 

    Pembuatan tablet cetak Tablet cetak dibuat dari 

campuran bahan obat dan bahan pengisi, biasanya  

mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam 

berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan 

larutan yang mengandung etanol persentase tinggi. 

Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan 

bahan pengisi dalam sistem pelarut dan derajat 

kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang 

lembab ditekan ke dalam cetakan, dikeluarkan dan 

dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh, sesampai  

harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. 

 

    Formulasi tablet kempa Pada biasanya  tablet 

kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan 

pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga 

mengandung bahan warna dan lak (bahan warna yang 

diadsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak 

larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan 

pemanis. Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat 

aktif sedikit atau sulit dikempa. Bahan pengisi tablet 

yang umum yaitu  laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa 

dan selulosa mikrokristal. Tablet kunyah sering 

mengandung sukrosa, manitol atau sorbitol sebagai 

bahan pengisi. Jika kandungan zat aktif  kecil, sifat 

tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan 

pengisi yang besar jumlahnya. sebab  masalah 

ketersediaan hayati obat hidrofobik yang kelarutannya 

dalam air kecil, maka dipakai  bahan pengisi yang 

larut dalam air. 

      Bahan pengikat memberi  daya adhesi pada 

massa serbuk sewaktu  granulasi dan pada tablet 

kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada 

pada bahan pengisi. Zat  pengikat dapat ditambahkan  

dalam bentuk kering, namun  lebih efektif jika 

ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang 

umum meliputi gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, 

metilselulosa,  karboksimetilselulosa dan pasta pati 

terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang  paling 

efektif yaitu  selulose mikrokristal, yang biasanya  

dipakai  dalam membuat tablet kempa langsung. 

      Disintegran membantu hancurnya tablet sesudah  

ditelan. Disintegran tablet yang paling banyak 

dipakai  yaitu  pati. Pati dan selulosa yang 

termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulose 

mikrokristal dan povidon sambung-silang juga dapat 

dipakai . Campuran efervesen dipakai  sebagai           

disintegran dalam sistem tablet larut. Kandungan 

disintegran, cara penambahan dan derajat kepadatan 

berperan dalam efektivitas daya hancur tablet. 

    Lubrikan mengurangi gesekan selama proses 

pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah 

massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa asam 

stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati 

terhidrogenasi dan talk dipakai  sebagai lubrikan. 

Pada biasanya  lubrikan bersifat hidrofobik, sesampai  

cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan 

disolusi tablet. Oleh sebab  itu kadar lubrikan yang 

berlebihan harus dihindarkan. Polietilen glikol dan 

beberapa garam lauril sulfat dipakai  sebagai 

lubrikan yang larut, namun  lubrikan seperti ini 

biasanya  tidak memberi  sifar lubrikasi yang 

optimal, dan diperlukan dengan kadar yang lebih 

tinggi. 

    Glidan yaitu  bahan yang dapat meningkatkan 

kemampuan mengalir serbuk, biasanya  dipakai   

dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Glidan 

yang paling efektif yaitu  silika pirogenik koloidal. 

    Bahan pewarna dan lak yang diizinkan sering 

ditambahkan pada formulasi tablet untuk menambah 

nilai estetik atau untuk identitas produk. Kebanyakan 

bahan pewarna peka terhadap cahaya dan warnanya 

akan memudar jika terpapar cahaya. 

 

    Cara pembuatan Tablet dibuat dengan 3 cara 

umum,  yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin 

rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan 

granulasi basah dan kering yaitu  untuk 

meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan 

kempa. 

       Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan 

massa serbuk pada tekanan tinggi  sesampai  menjadi 

tablet besar yang tidak berbentuk baik, lalu   

digiling dan diayak sampai  diperoleh granul dengan  

ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan 

granulasi  kering yaitu  tidak diperlukan panas dan 

kelembaban dalam proses granulasi. Granulasi kering 

dapat juga dilakukan dengan meletakkan massa serbuk 

diantara  mesin rol yang dijalankan secara hidrolik 

untuk menghasilkan massa padat yang tipis, 

selanjutnya diayak atau digiling sampai  diperoleh 

granul dengan ukuran yang diinginkan. 

    Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi 

memerlukan eksipien yang memungkinkan 

pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih 

dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik 

khusus seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa, atau 

selulosa yang memiliki  sifat aliran dan kemampuan 

kempa yang diinginkan . Bahan pengisi untuk kempa 

langsung yang paling banyak dipakai  yaitu  

selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa 

semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa dan 

beberapa bentuk pati termodifikasi. Kempa langsung 

menghindari banyak masalah yang timbul pada 

granulasi basah dan granulasi kering. Walaupun 

demikian sifat fisik masing-masing bahan pengisi 

merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat 

mengubah sifat alir dan kempa sesampai  menjadi tidak 

sesuai untuk dikempa langsung. 

- 59 -

 

 

 

 

 

 

 

      Keadaan fisik mutu tablet yang kurang baik 

diuraikan dalam Pertimbangan tentang Stabilitas 

dalam Pemberian Obat <1351>. 

 

    Keragaman bobot dan keseragaman kandungan      

Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot seperti 

yang tertera pada Keseragaman Sediaan <911>, jika 

zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan jika 

uji keragaman bobot dianggap cukup mewakili 

keseragaman kandungan. Keragaman bobot bukan 

merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman 

kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari 

tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh sebab  itu, 

biasanya  farmakope mensyaratkan bahwa tablet 

bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg 

atau kurang, dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50% 

bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman 

kandungan seperti yang tertera pada Keseragaman 

Sediaan <911> yang pengujiannya dilakukan pada tiap 

tablet. 

 

    Waktu hancur dan Disolusi Waktu hancur yaitu  

hal yang penting untuk tablet yang diberikan melalui 

mulut, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum 

ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat. Uji 

waktu hancur tertera pada Uji Waktu Hancur <1251> 

dan batas waktu hancur untuk berbagai jenis tablet 

tertera pada masing-masing monografi. 

    Untuk obat yang kelarutan dalam air terbatas, 


Related Posts:

  • farmakope 2 nasi. Imunoserum direkonstitusi segera sebelum dipakai .     Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada pH 6,0. Metode pembuatan imunoserum s… Read More